Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Elpiji Naik, Pasokan Harus Dijaga

Kompas.com - 14/02/2014, 09:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Penyalur dan konsumen menganggap kenaikan harga elpiji 12 kilogram per Juli 2014 ialah hal normal. Akan tetapi, mereka meminta pemerintah menjaga pasokan agar tidak terjadi kelangkaan, serta memberikan sosialisasi yang merata terhadap rencana kenaikan harga itu.

Mahfud (31), petugas Toko Juwita Gas, penyalur elpiji di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengaku terkejut saat terjadi kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) pada Januari lalu karena tanpa pemberitahuan. Harga yang
sempat mencapai Rp 135.000 per tabung mengakibatkan pembeli protes. Beberapa pengguna rumah tangga sempat menunda pembelian.

”Kami tidak mempermasalahkan kenaikan harga asalkan stok barang terjamin dan ada pemberitahuan terlebih dahulu, minimal satu minggu sebelum harga baru berlaku,” ujar Mahfud, Kamis (13/2/2014).

Mahfud menjelaskan, tokonya mengalami penurunan penjualan tabung elpiji 12 kg setelah kenaikan harga pada Januari lalu. Sebab, sebagian besar konsumen rumah tangga beralih ke tabung 3 kg yang lebih murah. Sebelumnya, toko itu sehari sekali menambah pasokan tabung 3 kg, kini menjadi setiap dua hari.

Tukino, salah satu penyalur di kawasan Grogol Utara, mengatakan, jumlah pembelian elpiji 12 kg dari para agen mereka menurun sejak kenaikan harga. ”Sekarang saya membeli elpiji 12 kg sebanyak 15 tabung per hari, padahal sebelumnya saya bisa beli 30 tabung per hari,” ujar Tukino, Kamis (13/2/2014).

Penurunan jumlah pembeli juga dialami Toko Sumber Jaya, penyalur elpiji di Petamburan, Jakarta Pusat. ”Hingga akhir tahun lalu, kami menjual 50 tabung elpiji 12 kg dalam tujuh hari. Sekarang, sudah dua minggu belum habis juga,” kata Kartini (50), pemilik toko.

Dia mengungkapkan, kenaikan harga elpiji 12 kg itu bukanlah hal baru. Yang terpenting, kenaikan harga itu tidak membuat pasokan elpiji menjadi langka sehingga merugikan konsumen.

Kini, harga elpiji 12 kg di toko penyalur di beberapa wilayah di Jakarta Rp 98.000-Rp 100.000 per tabung.

Konsumen berharap

Bagi konsumen, kenaikan harga elpiji 12 kg adalah hal yang wajar sebab selalu terjadi setiap tahun. Mereka hanya berharap pemerintah tidak menyusahkan dengan kelangkaan elpiji 12 kg di pasaran.

Resi (52), warga Slipi, Jakarta Barat, mengatakan, melonjaknya harga elpiji merupakan hal normal. Sebagai konsumen, dia hanya bisa mengikuti kenaikan harga itu. Selain itu, dia mengharapkan setiap kenaikan harga tidak diputuskan tiba-tiba.

Amir (27), warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, meminta pemerintah memberikan sosialisasi merata sebelum menaikkan harga elpiji agar kenaikan harga itu bisa diterima masyarakat.

”Sosialisasi tersebut setidaknya membuat kita tahu dan tidak terkejut ketika membeli elpiji dengan harga yang berbeda,” kata Amir. (A05/A07)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com