Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPH Migas Usulkan Biaya Distribusi BBM per Wilayah

Kompas.com - 24/02/2014, 18:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Soomeng mengatakan, biaya distribusi bahan bakar minyak (BBM) antar pulau atau wilayah tidak sama, tergantung jarak. Atas dasar itu, alfa atau biaya distribusi yang dipatok sama (alfa nasional) dinilai tidak menguntungkan pengusaha atau badan penyalur migas. Oleh karena itu, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (24/2/2014), ia mengusulkan agar diterapkan alfa based regional.

"Alfa itu kan biaya distribusi, saat ini Rp 600 per liter itu dari Sabang sampai Merauke. Artinya kalau pengusaha itu kan ngitung, kalau punya storage di Kalimantan ngapain bawa ke Papua? Orang males. Padahal bangun storage di sana (Papua) mahal," kata Andy.

Menurut Andy, jika sistem alfa nasional diubah menjadi alfa wilayah, atau distribusi lokal, maka pengusaha akan mau menanamkan investasi. "Syukur-syukur bangun kilang minyak, tapi paling gampang bangun storage. Nanti tinggal Pemda menyediakan lahannya," katanya.

Dengan demikian, lanjut Andy, ketersediaan energi bisa lebih terjamin secara efisien. Ia menambahkan, usulan ini sedianya telah disampaikan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, ia belum sempat mengajukan usulan ini ke Kementerian Keuangan secara formal.

"Tapi dulu saya pernah ngomong ke Pak Bambang (Bambang Brodjonegoro, Wakil Menteri Keuangan), tapi katanya dulu mau dikaji dulu," ujar Andy.

Ia menegaskan, jika usulan ini disepakati, maka alfa nasional tidak lagi berlaku, diganti alfa wilayah. Berdasarkan data BPH Migas, pertumbuhan penyalur BBM di Indonesia setahun terakhir tercatat 4,9 persen, dari sebanyak 6.085 penyalur pada 2013 lalu menjadi 6.385 penyalur pada 2014 ini.  Sementara itu, jumlah SPBU turut naik 3,6 persen, dari 5.189 SPBU pada 2013 menjadi 5.376 SPBU pada 2014.

Berdasarkan provinsi, jumlah penyalur BBM terbanyak ada di Provinsi Jawa Barat sebanyak 923 penyalur, disusul Jawa Timur sebanyak 916 penyalur. Di luar Jawa, Sumatera Utara banyak memiliki penyalur BBM (396), dan Sulawesi Selatan sebanyak 228 penyalur. Kalimantan Utara menjadi provinsi dengan catatan penyalur BBM terminim, 21 penyalur, disusul Gorontalo (24) dan Sulawesi Barat (26).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com