Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Rumor Buffet Sedang Antisipasi Keadaan Buruk

Kompas.com - 26/02/2014, 08:16 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Tahun 2014 tidak selamanya akan menjadi tahun menguntungkan bagi perekonomian Amerika Serikat. Ledakan krisis atau kejatuhan harga saham sangat mungkin terjadi dan masuk akal. Pernyataan Bank Sentral AS tentang pemulihan ekonomi sama sekali tidak solid.

”Data ekonomi menyedihkan walau hal ini tidak terlihat dari indeks saham yang melejit terus,” kata Brian Stutland dari Stutland Volatility Group.

Penjualan rumah pada Januari 2014 nyaris nihil. Indeks manufaktur dari Bank Sentral AS Biro Philadelphia anjlok 7,3 persen. Survei manufaktur Empire State juga mengecewakan. Usaha ritel terbesar dunia Wal-Mart juga anjlok 0,4 persen.

Muncul alasan, semua itu akibat cuaca buruk yang dikatakan mengganggu aktivitas ekonomi. ”Cuaca buruk tidak bisa dijadikan alasan,” kata Peter Boockvar, analis dari Lindsey Group.

Keadaan ekonomi tak seiring dengan indeks saham. Indeks S&P 500 mencapai rekor pada perdagangan siang, Senin (24/2), yakni 1.848,38 poin. Indeks Dow Jones di Wall Street naik 179,91 poin menjadi 16.283,21 poin.
Menggelembung

Akan tetapi, indeks ini tidak bisa dijadikan andalan. Setengah ekonom AS setuju bahwa pemulihan ekonomi sedang terjadi. Namun, setengah lagi anggota National Association for Business Economics (NABE) menyatakan pemulihan masih meragukan. Setengah anggota NABE malah meminta agar Bank Sentral AS jangan dulu menghentikan stimulus ekonomi.

Namun, kekhawatiran akan krisis keuangan menguat. ”Pertanyaan sekarang, apakah indeks akan terhenti sejenak,” demikian disebutkan USA Today, Selasa.

”Saya optimistis, tetapi juga tidak gegabah,” kata Nick Sargen, ahli investasi dari Fort Washington Investment Advisors.

Lebih ekstrem diperkirakan indeks akan anjlok 50 persen. ”Hanya menunggu waktu indeks anjlok 50 persen atau lebih. Kita tidak akan terkejut dengan kenyataan ini jika terjadi,” kata Mark Spitznagel, manajer hedge fund yang terkenal luas karena memperkirakan secara tepat krisis perekonomian AS pada 2008. Spitznagel salah seorang yang mendadak terkenal karena akurasi perkiraannya.

”Kita dalam keadaan di mana sektor keuangan menggelembung,” kata penasihat dan manajer keuangan Swiss, Marc Faber. ”Letupan bisa terjadi kapan saja.” Menurut Faber, harga saham sudah naik berlebihan atau naik jauh di atas harga seharusnya. Kenaikan harga tidak didukung faktor fundamental.

Bahkan, beredar rumor bahwa investor Warren Buffett sedang mengantisipasi crash atau penurunan parah indeks saham. Buffett diberitakan sedang memberikan arahan kepada para pemegang saham Berkshire Hathaway Inc, perusahaan investasi yang juga dia miliki.

Buffett menyatakan tindakan jual beli saham harus dilakukan dengan tindakan cepat. ”Ingin untung cepat, maka tindakan juga harus cepat,” katanya. (REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com