Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Penganggur Muda Naik

Kompas.com - 04/03/2014, 09:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian kawasan Asia Pasifik bergerak pulih dan kembali menunjukkan pertumbuhan positif. Upaya penciptaan lapangan kerja terus menghadapi tantangan yang tidak mudah karena jumlah penganggur muda meningkat sampai tiga kali.

Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Internasional (ITUC) Asia Pasifik Noriyuki Suzuki mengatakan hal ini dalam seminar Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) bertajuk ”Perubahan Iklim dan Dampaknya terhadap Ketenagakerjaan” di Jakarta, Senin (3/3/2014).

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ruslan Irianto Simbolon mewakili Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar membuka seminar yang diselenggarakan KSBSI dan Serikat Buruh Belgia (ACV-CSC).

”Jumlah penganggur berusia muda terus naik 2-3 kali lipat saat ini. Pertumbuhan ekonomi yang bagus belum menyentuh mereka sehingga hampir di semua negara jumlah penganggur berusia muda meningkat,” kata Noriyuki.

Seminar diikuti elite serikat buruh nasional dan dari 13 negara di antaranya Belgia, Brasil, Kolombia, Haiti, Jepang, dan Singapura. Mereka akan membahas sejumlah aspek mengenai dampak perubahan iklim terhadap kehidupan buruh dan menghasilkan resolusi untuk mendorong pemerintah dan dunia usaha melibatkan serikat buruh dalam ekonomi hijau.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan, jumlah penganggur berusia 15-24 tahun pada tahun 2012 mencapai 75 juta orang, naik dari 74,9 juta orang tahun 2011. Adapun di Indonesia sesuai data BPS Agustus 2013, jumlah penganggur berusia 19-29 tahun mencapai 4,9 juta orang dari total 7,4 juta penganggur.

”Pendapatan dan daya beli naik tetapi ketimpangan juga semakin serius akibat mekanisme distribusi yang lemah. Kebijakan pasar kerja fleksibel menjadi tantangan gerakan buruh,” kata Noriyuki.

Dalam sambutan tertulis, Muhaimin mengatakan, berkembangnya tren lapangan kerja hijau (green jobs) diharapkan bisa menjadi motor baru penyerap tenaga kerja. Hal ini menjadi peluang yang harus digarap agar pencari kerja bisa mendapatkan pekerjaan sesuai keahlian.

Presiden KSBSI Mudhofir mengatakan, gerakan buruh tidak bisa semata mengurusi isu internal. Gerakan buruh harus menjalin kerja sama aktif tingkat global untuk menghadapi masalah tematis akibat tekanan globalisasi.

Mudhofir mengatakan, konsep kerja sama dalam peta jalan antisipasi perubahan iklim pemerintah masih belum melibatkan gerakan buruh. Menurut Mudhofir, buruh harus menjadi bagian penting dalam upaya mencegah perubahan iklim karena termasuk pihak yang paling pertama terdampak.

Perwakilan ACV-CSC dari Belgia, Ann Vermorgen, mengatakan, mereka aktif berkolaborasi dalam jaringan internasional dengan serikat buruh. Mereka mendorong penerapan norma dan standar kerja yang baik. (ham)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com