Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BSN: Kesadaran Terhadap Produk Halal Masih Rendah

Kompas.com - 06/03/2014, 16:56 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi Badan Standarisasi Nasional (BSN) sekaligus Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Akreditasi Nasional (KAN) Suprapto mengatakan pada dasarnya masalah sertifikasi halal tergantung dari kesadaran masyarakat.

"Sertifikasi halal terkait awareness (kesadaran) masyarakat sendiri. Kalau paham harusnya menuntut," kata Suprapto di Kantor Pusat BSN, Kamis (6/3/2014).

Secara logika, kata Suprapto, bila kesadaran masyarakat akan label halal sudah tinggi, maka mereka tidak mau membeli barang yang tidak memiliki label halal. Otomatis penjualan barang tak berlabel halal pun kecil. Dengan demikian, produsen secara sukarela akan mengajukan sertifikasi halal.

"Sampai hari ini sertifikasi halal belum wajib, sehingga belum ada keinginan produsen untuk memenuhi. Kalau wajib kan jadi seperti dipaksa. Tuntutan konsumen itu yang paling signifikan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BSN Bambang Prasetya mengakui memang hingga saat ini produk Indonesia berlabel halal hanya 20 persen. Sisanya, yakni 80 persen, belum mengantongi label halal.

"Sertifikasi halal produk Indonesia masih di bawah 20 persen, 80 persen belum ada label halal. Bandingkan dengan Malaysia yang 90 persen sudah berlabel halal," ujarnya.

Bambang mengatakan kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Mengingat saat ini Indonesia dibanjiri produk-produk asing yang memiliki label halal. "Padahal label halal itu dari negara-negara yang muslimnya sedikit," keluhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com