Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Peluang Budidaya Kecoa Madagaskar

Kompas.com - 11/03/2014, 17:23 WIB


KOMPAS.com -
Mendengar nama kecoa mungkin yang terpikir di benak kita adalah binatang bau dan menjijikkan yang ada di tempat-tempat kotor dan lembab. Tetapi pandangan itu hanya berlaku buat kecoa lokal. Lain halnya dengan kecoa Madagaskar.

Kecoa Madagaskar dengan nama latin Gromphadorhina portentosa merupakan salah satu kecoa terbesar yang ada di jagad raya. Pada usia produktif sekitar enam sampai delapan bulan, panjangnya bisa mencapai 9 centimeter (cm). Saat usianya lebih dari setahun panjangnya bisa 13 cm.

Tidak seperti kecoa yang sering kita temui, kecoa Madagaskar unik, menarik dan eksotis sehingga memikat banyak orang untuk menjadikannya hewan peliharaan.

Selain tidak bau, keunikannya lainnya adalah tidak memiliki sayap dan dapat mengeluarkan bunyi desis saat tubuhnya ditekan. Desis nyaring yang dihasilkan merupakan senjata andalan yang digunakannya untuk mengejutkan pemangsa.

Selain buat hewan peliharaan, kecoa berwarna hitam dan cokelat ini juga bisa buat pakan beberapa hewan peliharaan seperti reptil, tarantula, ikan dan lain-lain. Kecoa memiliki kandungan protein tiga kali lebih tinggi dari jangkrik.

Lantaran peluangnya menjanjikan, usaha beternak kecoa madagaskar kini marak di berbagai daerah. Salah satu pembudidaya kecoa ini adalah Mifta Alfian Rizki di Surabaya.

Berawal dari tiga pasang kecoa pemberian temannya, ia membudidayakan kecoa tanpa sayap ini sejak 2009. Saat ini, Mifta sudah memiliki ratusan ekor kecoa Madagaskar. "Kecoa ini sangat cepat berkembang," katanya.

Menurut Mifta, kecoa Madagaskar ini sekali beranak bisa menghasilkan sekitar 20-60 ekor anakan kecoa. Mifta mengaku, awalnya kecoak ini hanya dijadikan sebagai hewan peliharaan. Tapi sejak tahun 2011 lalu, kecoak ini berkembang menjadi pakan ternak.

Mifta menjual kecoa dewasa produktif dengan harga Rp 50.000-Rp 75.000 per pasang. Sedangkan kecoa yang sudah tua dijualnya dengan harga Rp 10.000 - Rp 20.000 per pasang.

Dalam sebulan, ia bisa menjual 20 pasang kecoa. "Kebanyakan yang beli memang untuk pakan ternak dan untuk dibudidayakan kembali," ujar Mifta yang memasarkan kecoak Madagaskar lewat internet. Kebanyakan konsumennya berasal dari Surabaya, Jakarta dan Yogyakarta.

Peternak lainnya adalah David di Jakarta. Ia bisa menjual 100 pasang kecoa setiap bulannya dengan harga Rp 10.000 per pasang. "Omzet saya bisa lebih dari sejuta setiap bulan," kata David yang menjadikan usaha ini sebagai bisnis sampingannya. David mulai membudidayakan kecoa Madagaskar sejak awal tahun 2013.     

Budidaya

Kendati bukan binatang asli Indonesia, menangkarkan kecoa Madagaskar (Gromphadorhina portentosa) tidak sulit. Kecoa asal Amerika Serikat ini memiliki gerakan yang lebih lambat dari kecoa yang sering ditemui di rumah, sehingga gampang ditangani.

Kecoa ini bisa ditangkarkan dengan membuat kandang dari terrarium atau akuarium khusus untuk reptil. "Atau bisa juga dengan kontainer plastik," kata David.

Kandang juga dapat didesain menyerupai habitat aslinya di hutan. Berbagai macam media dapat digunakan sebagai tempat tinggalnya, seperti pasir atau serbuk kayu. Bisa juga dengan menambahkan sepotong kayu ke dalam kandang sebagai tempat persembunyiannya.

Untuk indukan yang sudah produktif, kini banyak dijual di pasar hewan. Kecoa ini sudah mulai produktif ketika berusia enam sampai delapan bulan. Menurut David, kecoa ini cepat berkembang biak. "Sekali beranak bisa 20 sampai 40 ekor," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com