Hal tersebut disebabkan, dalam menyalurkan pinjaman ke perbankan ataupun multifinance, SMF mensyaratkan jaminan yang lancar. Sehinga walaupun likuiditas institusi yang meminjam turun, tagihan SMF tetap lancar.
"Dan karena bank memang punya tagihan lancar. Jadi, enggak ada penunggakan sedikitpun. Underlying atau agunannya itu kami syaratkan yang lancar," jelasnya, dalam paparan kinerja, di Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Selain itu, sepanjang 2013 lalu, SMF mencatat laba bersih sebesar Rp 144,7 miliar, atau mengalami kenaikan sebesar 3 persen dibanding tahun sebelumnya, sebesar Rp 140,4 miliar.
"Pencapaian ini terhitung cukup baik mengingat kondisi pasar di tahun 2013 yang volatile, terutama terkait peningkatan tingkat suku bunga yang cukup signifikan," ungkapnya.
Peningkatan laba ini disebabkan karena institusi yang melakukan pinjaman ke SMF meningkat. Pada 2012, SMF memberikan pinjaman ke 10 institusi, sedangkan hingga 2013 sudah menjadi 13 institusi. Mereka adalah 4 bank umum, 6 bank syariah, serta 3 multifinance.
"Untuk bank umum, pinjaman terbesar dari BTN, karena yang fokus di dalam perumahan memang BTN," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.