Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Penghapusan NDF di Singapura Tak Bisa Langsung Terlihat

Kompas.com - 27/03/2014, 17:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kontrak Non Deliverable Forward (NDF) sebagai acuan nilai tukar rupiah di pasar keuangan Singapura dihapus oleh Asosiasi Bank Singapura dan Komite Pasar Forex Singapura hari ini.

Sebagai gantinya, peserta pasar NDF akan beralih menggunakan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (IDR Jisdor) sebagai acuan transaksi, mulai 28 Maret 2014 esok.

Direktur Eksekutif Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia Hendri Saparini mengatakan dampak penghapusan kontrak NDF tidak bisa langsung dirasakan. Butuh waktu untuk dapat melihat dampak tersebut.

"Ini mesti kita lihat dulu ya. Mesti dilihat dalam beberapa waktu karena kita lihat sebenarnya yang menggerakkan pasar kita itu sebenarnya dari Singapura. Kalau ada perubahan kebijakan disana, kita akan sangat terpengaruh," kata Hendri di Jakarta, Kamis (27/3/2014).

Selama ini NDF di Singapura dianggap sebagai ajang spekulasi rupiah yang menyebabkan rupiah bergejolak. Itu sebabnya, sejumlah ekonom yakin perubahan acuan ini bisa berdampak positif bagi rupiah karena spekulasi dapat diredam.

Namun demikian, Hendri memandang kondisi rupiah saat ini masih bergejolak. Ini karena kondisi nilai tukar rupiah sangat bergantung kepada fundamental ekonomi, yang saat ini diyakininya belum menunjukkan sinyal perbaikan.

"Menurut saya, rupiah masih volatile. Rupiah itu kan tergantung fundamental ekonomi. Apa yang meyakinkan kita sekarang ini bahwa fundamental ekonomi kita membaik kan belum ada. Masih kepada ekspektasi terhadap pemerintah baru," jelasnya.

Oleh karena itu, Hendri menyimpulkan dampak penghapusan NDF dan penggunaan JISDOR belum dapat dirasakan dalam waktu dekat. Alasannya saat ini kondisi ekonomi Indonesia secara umum masih terkait erat dengan periode politik.

"Tidak bisa langsung, karena ada faktor-faktor lain. Ini kan sebenarnya sektor yang sangat bergantung kepada ekspektasi. Sementara kita sekarang ini pada masa politik," ungkap Hendri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com