Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: RI Tumbuh 5,4 Persen

Kompas.com - 10/04/2014, 07:34 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit melambat tahun 2014 ini. Lembaga keuangan dunia ini memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,4 persen pada tahun 2014 dan naik menjadi 5,8 persen tahun 2015.

Perlambatan, antara lain, disebabkan sentimen investor. Di sisi lain, melemahnya nilai tukar rupiah sejak pertengahan tahun 2013 telah mendorong peningkatan ekspor.

Data IMF, seperti dilaporkan wartawati Kompas, Dewi Indriastuti, dari Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (8/4/2014) waktu setempat, menunjukkan, ASEAN-5, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, diprediksi tumbuh 4,9 persen tahun 2014 dan 5,4 persen tahun 2015.

Dari sisi transaksi berjalan, proyeksi IMF menyebutkan, defisit transaksi berjalan Indonesia akan mencapai 3 persen produk domestik bruto (PDB) pada akhir tahun 2014 dan 2,7 persen PDB akhir tahun 2015.

Sebelumnya, Bank Indonesia dalam siaran pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan April 2014 memutuskan suku bunga acuan (BI Rate) tetap 7,5 persen. BI akan mencermati risiko pertumbuhan ekonomi dunia, risiko eksternal lain, seperti rencana normalisasi kebijakan likuiditas longgar bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, dan kondisi di beberapa negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi (emerging market) yang masih rentan.

Lingkungan berubah

Kondisi atau lingkungan perekonomian dunia berubah. Negara-negara berkembang dan emerging market akan menghadapi risiko yang lebih besar meskipun secara umum masih berkontribusi terhadap dua pertiga pertumbuhan global.

Secara umum, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang dan emerging market akan mencapai 4,9 persen tahun ini. Kendati membaik dibandingkan realisasi tahun 2013 yang sebesar 4,7 persen, proyeksi ini dikoreksi 0,2 persen dari perkiraan pada bulan Januari 2014.

Olivier Blanchard, Direktur Departemen Riset IMF, memaparkan, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan 3,6 persen pada tahun 2014 dan 3,9 persen tahun 2015. Proyeksi ini menunjukkan perbaikan yang cukup substansial dari pertumbuhan 3 persen tahun 2013.

”Pemulihan semakin kuat,” kata Blanchard dalam jumpa pers di Washington DC. Ditegaskan, ekonomi negara-negara maju diprediksi tumbuh 2,2 persen tahun ini, jauh lebih baik dibandingkan realisasi tahun 2013 yang sebesar 1,3 persen. Pemulihan ekonomi terbesar terjadi di Amerika Serikat, yang diperkirakan tumbuh 2,8 persen tahun ini. Pemulihan juga terjadi di Inggris dan Jerman, yang diperkirakan tumbuh 2,9 persen dan 1,7 persen tahun ini.

Soal perubahan kondisi perekonomian dan dampaknya bagi emerging market, Thomas Helbling, Chief Divisi Studi Ekonomi Dunia Departemen Riset IMF, menjelaskan, perubahan lingkungan ekonomi memang terjadi. Untuk sekian lama, emerging market menjadi ”bintang” dari perekonomian global dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan menjanjikan prospek imbal hasil yang baik bagi pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com