Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Logika Pemerintah Bangun "Local Industry" Ponsel Dinilai Terbalik

Kompas.com - 10/04/2014, 19:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) kaget dengan wacana pemerintah yang akan mengenakan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 20 persen. Pasalnya, yang dikenai PPnBM bukan hanya ponsel impor, melainkan juga yang lokal.

"Saya anehnya PPnBM untuk telepon seluler itu dua-duanya kena, impor dan lokal kena. Dengan kondisi seperti ini bagaimana bisa mendukung local industry," sesal Lee Kang Hyun, Wakil Ketua APSI, di Jakarta, Kamis (10/4/2014).

Ponsel adalah salah satu teknologi yang memiliki banyak komponen. Setidaknya ada 300 komponen yang harus dirakit untuk membuat sebuah ponsel. Sayangnya, industri komponen di Indonesia sendiri diakui Lee belum menggembirakan.

Impor bahan baku dan komponennya masih dikenai bea masuk antara 5-15 persen, dan seluruhnya impor. Menurut Lee, logika pemerintah justru terbalik jika ingin membangun local industry dengan menerapkan PPnBM.

Mungkin, kata Lee, pemerintah boleh jadi berpikir jika impor ditekan, maka local industry akan tumbuh. Padahal, untuk memproduksi ponsel di Indonesia, biayanya jauh lebih besar dibanding impor.

"Jangan bolak-balik. Ini kan tahapan pemerintah membangun local industry terbalik. Jika PPnBM diterapkan di semua tipe HP, maka investasi lokal akan terganggu. Yang bikin pabrik di sini akan terganggu," kata Lee.

Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro beberapa waktu lalu menuturkan, pemerintah tengah melakukan kajian terhadap wacana ini. Sementara itu, Menteri Perdagangan M Lutfi mengatakan, PPnBM akan dikenakan pada ponsel seharga di atas Rp 5 juta ataupun yang mendekati harga itu.

Menurut dia, ponsel digolongkan sebagai barang mewah. Pemerintah saat ini masih membahas PPnBM ponsel tersebut. "Soal pengenaan PPnBM, tujuannya untuk menghidupkan industri dalam negeri," imbuh Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com