Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Terlalu Mahal Ongkosnya untuk Bubarkan OJK

Kompas.com - 03/05/2014, 22:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, muncul gugatan terhadap keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan muncul permintaan judicial review kepada Mahkamah Konstitusi (MK). Para penggugat menilai lembaga ini tak memiliki dasar yang jelas.

Atas desakan itu, Ekonom Ryan Kiryanto memandang wacana pembubaran OJK semestinya dipertimbangkan kembali. Ini mengingat besarnya "ongkos" dan dampak yang dapat terjadi apabila Indonesia tidak memiliki lembaga yang secara khusus mengawasi dan mengatur industri jasa keuangan.

"Pertama, terkait ongkos politik yang besar sekali. Kedua, terkait ongkos ekonomi atau anggaran atau fiskal yang besar. Yang ketiga adalah wacana pembubaran OJK bisa menimbulkan ketidakpastian hukum," ujar Ryan dalam sebuah disuksi di Jakarta, Sabtu (3/5/2014).

Tak hanya itu, Ryan juga menilai apabila OJK dibubarkan, maka akan menjadi pertaruhan bagi kredibilitas pihak-pihak penyusun Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang menjadi dasar pendirian OJK. Pihak-pihak yang dimaksud adalah pemerintah dan DPR.

"Kalau diwacanakan untuk judicial review (peninjauan kembali), untuk dibubarkan, ini menjadi setback atau langkah mundur. Karena proses pembuatan UU OJK itu lama sekali, 10 tahun, dan sudah memakan energi, pikiran, tenaga, dan dana yang besar. Kalau mau dibubarkan ya dipikirkanlah kembali," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com