Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Sawit Ilegal, Pemerintah Potong Sumber Dana Petani

Kompas.com - 06/05/2014, 22:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Kementrian Kehutanan Hadi Daryanto menyebutkan, pemerintah terus menekan produksi kelapa sawit ilegal. Salah satu caranya, dengan memotong sumber modal petani ilegal.

"Cara pendekatan pemerintah lunak. Memotong sumber uang petani untuk menanam sawit di setiap kawasan hutan," kata Hadi saat diskusi Forests Asia Summit 2014, di Hotel Shangri-La, Jakarta (6/5/2014).

Hadi menengarai para petani mendapatkan sumber dana dari bank-bank lokal untuk membeli bibit sawit. Karena untuk satu bibit sawit saja harganya mencapai Rp 50.000.  Ia pun melarang bank-bank lokal seperi di Riau untuk memberikan kredit terhadap petani sawit yang menanam di kawasan hutan.

Ketika akan memberi pinjaman, bank harus memastikan dan menelusuri latar belakang petani. Sehingga, petani atau oknum yang membeli bibit sawit dapat diidentifikasi.

Ia menyebutkan, cara lain untuk membasmi kelapa sawit ilegal, adalah menutup pabrik-pabrik kelapa sawit. Pihaknya telah mengidentifikasi setidaknya 50 pabrik kelapa sawit yang belum jelas izinnya.  Berkaitan dengan hal ini, ia menyurati RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) untuk tidak memberikan sertifikat kepada penanam kelapa sawit yang akan mendirikan pabrik.

Sementara untuk kelapa sawit yang sudah ditanam, Hadi menuturkan, pemerintah telah membuat kanal gajah/parit, di sekitar taman Giam Siak Kecil. "Supaya menggenangi sawit-sawit yang masih kecil-kecil di kawasan inti cagar biosfer," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com