Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Produk Mengandung Babi, MUI Imbau Konsumen Cerdas

Kompas.com - 28/05/2014, 11:16 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan, Makanan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) mengajak masyarakat berpartisipasi melaporkan produk-produk yang tidak memenuhi syarat kepada instansi berwenang. Hal ini terkait dengan ditemukannya biskuit yang mengandung babi di salah satu minimarket. (Baca: Soal Biskuit Mengandung Babi, Ini Tanggapan Indomaret)

"Kita imbau kepada masyarakat agar menjadi konsumen cerdas serta meningkatkan ketelitian untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk," ujar Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Terkait hal itu, sebut Lukman, LPPOM MUI juga akan membuka komunikasi langsung maupun tidak langsung dengan masyarakat melalui telepon atau email.

Lukman mengatakan, menjadi konsumen cerdas sangatlah penting karena mampu memilah dan memilih produk-produk apa saja yang sesuai ketentuan atau tidak. Dengan hal tersebut, konsumen mampu terhindar dari pemakaian produk yang tidak berstandar dan mengandung bahan-bahan yang tidak layak dikonsumsi.

Ketelitian diperlukan karena menurut Lukman, regulasi saat ini tidak berpihak pada konsumen. Dengan ditemukannya biskuit mengandung babi, hak konsumen terlanggar karena menurutnya makan termasuk ibadah dalam Irlam.

"Masyarakat harus tetap jadi konsumen cerdas, dalam keadaan regulasi yang tidak berpihak pada konsumen, terutama umat muslim," katanya.

Lukman menjelaskan, kejadian tersebut merupakan refleksi dari lemahnya regulasi sehingga barang-barang impor bisa masuk dan diperjualbelikan seenaknya. Padahal sebut Lukman, tidak semua barang-barang impor tersebut layak untuk dikonsumsi.

Regulasi saat ini menurutnya, belum melindungi hak konsumen. Sertifikasi halal MUI yang hanya sebatas sukarela (voluntary) bukan kewajiban (mandatory), berakibat kepada barang-barang yang tidak memiliki produk halal diloloskan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Lukman mengatakan, LLPOM MUI tidak mampu buat banyak, karena tidak memiliki kewenangan pengawasan dan penindakan terhadap kasus seperti ini. Menurutnya, harus ada proteksi terhadap konsumen sehingga tidak ada kekhawatiran konsumen dalam mengkonsumsi makanan atau minuman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com