Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Defisit Neraca Perdagangan Sebabkan Rupiah Melemah

Kompas.com - 03/06/2014, 15:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengungkapkan pelemahan rupiah hingga mencapai kisaran Rp 11.800 per dollar AS merupakan pengaruh rilis data neraca perdagangan yang mencatat defisit. Bila kinerja neraca perdagangan dapat diperbaiki, maka rupiah diyakini dapat menguat.

"Nilai tukar sekarang antara Rp 11.600 dan Rp 11.800. Kalau seandainya kondisi neraca perdagangan Januari-April dapat dilakukan perbaikan, defisit neraca perdagangan dapat diperbaiki dan diharapkan defisit sifatnya sementara," kata Agus saat rapat kerja Badan Anggaran di Gedung DPR, Selasa (3/6/2014).

Pelemahan nilai tukar rupiah, menurut Agus, juga disebabkan karena transaksi berjalan Indonesia yang terus mengalami tekanan. Tekanan tersebut, kata dia, telah berlangsung selama 9 kuartal.

"Di tahun 2012 transaksi berjalan Indonesia defisit 24 miliar dollar AS. Tahun 2013 meningkat menjadi 29 miliar dollar AS. Ini sudah berjalan selama 9 kuartal. Hal ini sangat berperan terhadap nilai tukar Indonesia," ujar Agus.

Kondisi tersebut juga ditambah dengan kondisi global yang tidak terlalu menguntungkan bagi Indonesia, yaitu penarikan stimulus moneter oleh Federal Reserve (The Fed) yang diumumkan sejak Mei 2013 lalu.

"Kebijakan Federal Reserve dan negara-negara maju memberi imbas ke negara berkembang termasuk Indonesia. Kebijakan itu diumumkan Mei 2013 dan dilaksanakan mulai Desember. Kondisi ini tidak bisa membuat nilai tukar kembali ke rata-rata seperti saat menyusun APBN 2014," papar Agus.

Saat penyusunan APBN 2014, rupiah ditargetkan berada pada kisaran Rp 11.500 hingga Rp 11.800. "Memang kita menyusun APBN 2014 pembahasan di DPR antara DPR dan pemerintah kita menyampaikan nilai tukar 2014 kisaran Rp 11.500. Itu juga karena memang rata-rata nilai tukar tahun 2013 mencapai Rp 11.300," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com