"Kapasitasnya nanti bertambah, jika sekarang ini 3 KA, nanti bisa sampai 20 KA, dan akan mengurangi kepadatan hingga 600 truk per hari (asumsi 1 kereta sama dengan 30 truk). Ada juga yang hilir mudik, jadi mungkin sampai 1.200 perjalanan truk per hari," ujar Dahlan ditemui usai rapat pimpinan BUMN, di Kantor Pelni, Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Dahlan mengingatkan, dua tahun lalu KAI sudah mengusulkan hal tersebut, dan dia mengklaim telah menyetujui. Namun, Kementerian Perhubungan ternyata memiliki rencana sama bahkan telah dianggarkan dalam APBN.
"Maka ya sudah kita tunggu Kemenhub bangun. Tapi karena sampai hari ini belum terbangun dan mengatasi keruwetan di Jakarta Utara mendesak, saya minta KAI ke Kemenhub dan sampaikan KAI saja yang bangun," kata dia.
Jika disetujui dalam bulan ini, maka pelaksanaan pembangunan bisa dimulai dua hingga tiga bulan mendatang. Dahlan opmtimistis, lantaran jaraknya yang cukup pendek, yakni hanya 500 meter, maka akhir tahun sudah bisa beroperasi. "Sekarang terserah Kemenhub, tapi kita harap dikasihkan KAI, karena KAI juga punya uang," jawabnya ditanya perihal izin dari Kemenhub.
Adapun anggaran untuk pembangunan ini ditaksir tak lebih dari Rp 20 miliar, sudah termasuk pembebasan lahan. Menurut Dahlan, ada tiga kelebihan jika rel tersebut dibangun KAI. Pertama, lebih cepat, dan kedua, lebih fleksibel. Sedangkan alasan ketiga adalah lebih hemat anggaran negara.
"Apalagi sekarang, APBN kan harus dipotong, sehingga lebih menghemat APBN," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.