Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Likuiditas Perbankan Mulai Ketat

Kompas.com - 19/06/2014, 18:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan secara umum kondisi industri perbankan Indonesia pada kuartal I 2014 masih sehat. Akan tetapi, saat ini likuiditas perbankan cenderung mulai mengetat.

Menurut Ryan, indikasi pengetatan likuiditas tersebut terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) pada akhir Maret 2014 yang meningkat menjadi 91,17 persen. Adapun tren peningkatan rasio kredit macet (NPL) di akhir Maret 2014 menjadi 2 persen belum menjadi persoalan serius bagi perbankan.

"Likuiditas bagi bank adalah segalanya. Selama ini tidak ada bank yang bangkrut karena NPL yang tinggi. Tetapi, banyak bank tutup gara-gara likuiditas terganggu," kata Ryan, Kamis (19/6/2014).

Ryan menjelaskan, persoalan likuiditas perbankan juga dipengaruhi tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang mencapai 7,5 persen. Bahkan, bank juga berkompetisi dengan pemerintah yang sedang aktif menghimpun dana publik melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN).

Menurut dia, sangat disayangkan penghimpunan dana publik oleh pemerintah itu tidak segera dialirkan untuk membiayai proyek-proyek. "Seandainya proyek pemerintah segera didanai, saya kira aliran dana ke perbankan akan kembali cair yang akhirnya likuiditas kembali longgar," jelasnya.

Ryan mengungkapkan persaingan antarbank untuk menghimpun dana juga cenderung tidak sehat, karena sudah tercipta kompetisi berpola market driven. "Beberapa bank sudah berani mematok bunga simpanan di atas suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS Rate), khususnya deposito berjangka," papar Ryan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com