Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Indosat Tak Lagi Strategis untuk Keamanan Nasional

Kompas.com - 23/06/2014, 20:36 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu mengatakan, sebaiknya Joko Widodo menimbang dengan benar sebelum membeli kembali Indosat.

Menurut dia, ada dua hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan buyback, yakni kebutuhan strategi, dan pertimbangan ekonomi. Dia juga bilang, pemerintah masih memiliki BUMN telekomunikasi yang bisa dikembangkan.

"Bahwa ini untuk membeli, oke. Tapi jangan membeli demi gengsi, dan mengorbankan rakyat," katanya dihubungi wartawan, di Jakarta, Senin (23/6/2014).

Dari pertimbangan pertama, yakni kebutuhan strategi, perekayasa di BPPT itu menuturkan, Indosat saat ini tak lagi strategis untuk pertahanan keamanan. "Kontrak satelitnya sudah habis. Jaringan yang dikuasai juga tidak banyak. Dulu Indosat monopoli, sekarang sudah tidak," katanya.

Adapun pertimbangan kedua, yakni soal ekonomi, pembeliannya tergantung pada harga. Dia bilang, saat ini harga yang pantas untuk mem-buyback Indosat belum diketahui. Harga itu harus juga melihat beban utang Indosat, dan nilai aset Indosat.

"Sekarang Indosat kehilangan previlege. Dulu satelit dia punya. Dulu masih 12 tahun. Sekarang lintasannya sudah habis," ujar Said.

Menurutnya, kalau jadi dibeli dan 100 persen menjadi milik pemerintah, maka anggarannya harus dari APBN. Sementara itu, dia pesimis jika BUMN memiliki anggaran untuk membelinya. "Ini kan politik betul. Apa kita akan membeli Indosat, dengan mengorbankan pembangunan infrastruktur, pembangunan jalan?" katanya.

Sebelumnya, dalam debat capres yang digelar Minggu malam, Jokowi menyatakan bahwa Indonesia harus membeli kembali saham Indosat. Dengan begitu, Indonesia dapat mengoperasikan pesawat tanpa awak dengan satelit milik Indonesia sendiri, dan bukan satelit yang dipinjam dari negara lain.

"Ke depan, kuncinya satu, kita buyback, ambil alih kembali saham Indosat," ujar Jokowi dalam debat ketiga untuk capres, di Hotel Holiday Inn Kemayoran, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com