Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Sebut Sudah Ada Kesepakatan Renegosiasi Harga Gas Tangguh

Kompas.com - 30/06/2014, 12:39 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat terbatas membahas sejumlah isu bidang perekonomian di kantor kepresidenan, Senin (30/6/2014). Salah satu isu yang dibahas adalah mengenai harga jual gas Tangguh.

SBY menyebut ada perkembangan bagus terkait proses renegosiasi kontrak itu dengan pihak Tiongkok. "Saya dengar ada good news negosiasi sudah mulai tampak, dengan demikian rasanya lebih adil. Silakan dilaporkan oleh Menteri ESDM soal peningkatkan harga jual gas Tangguh di Tiongkok," ujar SBY.

SBY menegaskan, pemerintah masih terus melobi pihak Tiongkok. "Harga jual gas Tangguh harus diperjuangkan, Indonesia tidak mau rugi," tukasnya.

Hadir dalam rapat kali ini yakni Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Kapolri Jenderal Sutarman, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo, dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.

LNG (liquid natural gas) Tangguh adalah megaproyek kilang LNG untuk menampung gas alam yang berasal dari beberapa blok di sekitar Teluk Bintuni, Papua Barat, seperti Blok Berau, Blok Wiriagar, dan Blok Muturi.

Sementara itu, pembeli di Fujian adalah China National Offshore Oil Corporation (CNOOC). Kontrak gas Tangguh ke Provinsi Fujian ditandatangani pada tahun 2002 pada masa kepemimpinan Presiden Megawati. Saat itu Indonesia berkomitmen memasok gas mulai 2009 sebesar 2,6 juta ton per tahun, selama 20 tahun.

Saat itu disepakati harga jual gas mencapai 2,4 dollar AS per million metric british thermal units (mmbtu) dengan parameter penentuan harga gas ialah patokan batas atas harga minyak mentah 25 dollar AS per barrel.

Selanjutnya pada 2006, Pemerintah Indonesia berhasil melakukan negosiasi ulang kontrak. Dari renegosiasi disepakati, harga gas Fujian naik menjadi 3,35 dollar AS per mmbtu, dengan patokan batas atas harga minyak mentah sebesar 38 dollar AS per barrel.

Renegosiasi harga sejatinya telah diupayakan pemerintah pada 2008 silam. Namun, kala itu, pemerintah gagal membujuk meskipun harga minyak mentah sudah melambung hingga 100 dollar AS per barrel.

Adapun volume ekspor LNG ke Fujian mencapai 2,6 juta ton per tahun hingga masa kontrak habis 2029 nanti. Sementara itu, harga ekspor gas rata-rata saat ini sudah mencapai 16 dollar AS per mmbtu dan harga penjualan gas domestik saat ini 10 dollar AS per mmbtu. Lantaran tidak menemui kata sepakat dengan CNOOC, pemerintah akhirnya melakukan lobi dengan Pemerintah Tiongkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com