Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Udang Terus Anjlok

Kompas.com - 30/06/2014, 14:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
—  Memasuki bulan Ramadhan, harga udang di tingkat petambak belum menunjukkan perbaikan. Hampir lima bulan, harga udang anjlok hingga 30 persen. Sejumlah petambak berharap pemerintah menolong harga udang, tidak menyerahkan ke pasar dan dipermainkan spekulan.

Koordinator Biro Budidaya Perhimpunan Petambak Plasma Udang Windu (P3UW) Bumi Dipasena, Eko Wahono, saat dihubungi di Jakarta, akhir pekan lalu, mengemukakan, harga udang ukuran 60 saat ini Rp 53.000 per kilogram (kg) atau anjlok 33 persen dari harga sebelumnya, Rp 80.000 per kg.

Penurunan harga jual udang itu berlangsung di tengah biaya pakan dan benur (benih udang) yang terus meningkat. Harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi. Harga pakan udang naik dari Rp 13.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg, sedangkan harga benur naik dari Rp 30.000 per kg menjadi Rp 50.000 per kg.

Pihaknya menduga anjloknya harga jual udang dipicu aksi pedagang spekulan yang menekan harga petambak. Petambak udang Bumi Dipasena tidak bisa langsung menembus penjualan ke pabrik, tetapi harus melalui rantai panjang perantara.

”Harga jual yang terperosok akan menyebabkan minat produksi udang semakin turun. Kami berharap pemerintah melindungi harga udang, bukan menyerahkan ke pasar dan dipermainkan spekulan,” kata Eko.
Komoditas andalan

Komoditas udang merupakan andalan ekspor perikanan Indonesia. Tahun 2014, pemerintah menargetkan ekspor hasil perikanan meningkat 22 persen menjadi 5,1 miliar dollar AS jika produksi udang naik signifikan.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung mengemukakan, penurunan harga udang berlangsung bersamaan dengan melambatnya perekonomian sejumlah negara. Namun, harga udang saat ini masih di atas biaya produksi.

Anjloknya harga udang itu antara lain dipicu kapasitas gudang pendingin (cold storage) yang terlalu penuh dan tidak lagi mampu menyerap hasil panen. ”Ini bisnis. Semua serba menahan sehingga tidak ada pembelian. Penurunan harga diprediksi berlangsung sementara, hingga 1-2 bulan mendatang,” kata Saut.

Beberapa langkah yang disiapkan pemerintah untuk mengantisipasi fluktuasi harga udang adalah menerapkan sistem pusat info pasar (pinsar) udang, melalui situs yang menginformasikan jumlah permintaan udang dunia, ukuran udang yang diminta untuk memberikan gambaran pada pelaku produksi.

Kedua, memperlancar pendanaan untuk produksi melalui kemitraan antara produsen (hulu) dan pabrikan atau unit pengolahan ikan (hilir). Dengan demikian, ada jaminan produksi pasti terserap dengan harga yang relatif stabil. (LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

Whats New
Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com