Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terendah 5 Tahun Terakhir, Inflasi Juni 0,43 Persen

Kompas.com - 01/07/2014, 11:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir indeks harga konsumen Juni 2014 sebesar 0,43 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 1,99 persen. Inflasi year on year sebesar 6,7 persen, inflasi komponen inti Juni 2014 sebesar 0,52 persen, dan inflasi komponen inti YoY sebesar 4,81 persen.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, inflasi Juni 2014 ini adalah yang terendah sejak 5 tahun terakhir. “Ini menunjukkan pengendalian harga sampai Juli memasuki Ramadhan, cukup terkendali sampai Juni,” katanya di kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Suryami memaparkan, pada Juni 2010 indeks harga konsumen mencapai 0,97 persen, sedangkan pada Juni 2011 inflasinya sebesar 0,55 persen. Inflasi Juni 2012 mencapai 0,63 persen, dan pada Juni tahun lalu inflasi mencapai 1,03 persen.

Dari 82 kota IHK, sebanyak 76 kota mengalami inflasi, sedangkan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate sebesar 1,29 persen, sementara inflasi terendah terjadi di Tual sebesar 0,06 persen.

Suryamin menambahkan, deflasi tertinggi terjadi di Maumere sebesar 0,72 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Pematang Siantar sebesar 0,09 persen. “Andil terbesar inflasi Juni 2014 berasal dari bahan makanan, dengan andil sebesar 0,19 persen. Ini menunjukkan komponen bahan makanan, utamanya daging ayam, telur ayam menunjukkan peningkatan,” jelas Suryamin.

Berikutnya, andil terbesar disumbang dari kelompok pengeluaran perumahan, air, listri, gas dan bahan bakar dengan andil sebesar 0,09 persen. “Ini juga ada dampak kenaikan tarif dasar listrik Mei, yang dibayarkan pada Juni,” katanya.

Adapun kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen. Suryamin menuturkan, harga pada komoditi yang bergejolak, yakni merupakan bagian dari makanan, daging ayam, telur ayam, bawang putih, bawang merah menyumbang andil ke inflasi sebesar 0,19 persen. Sementara , harga yang diatur pemerintah andilnya 0,10 persen.

“Ini bagian dari pengaruhi TDL, tarif angkutan udara juga sudah ada peningkatan,”katanya.

Adapun, komponen inti inflasinya sebesar 0,25 persen, dengan andil 0,14 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com