Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Ngangkut Sapi NTB Lebih Mahal dibanding dari Darwin

Kompas.com - 25/07/2014, 11:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Suswono membenarkan harga daging sapi impor lebih murah dibanding dengan harga daging sapi lokal, karena biaya angkutnya lebih efisien. Faktor tersebut yang menyebabkan masih tingginya impor.

Suswono mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 14 juta ekor sapi, namun tersebar di berbagai pulau. Transportasinya sendiri, lanjut dia bukan lah hal yang mudah. Katanya, mengangkut sapi dari Darwin Australia lebih mudah dibanding dari NTB ataupun NTT, karena ketiadaan kapal.

“Betul (murah impor). Problemnya, kapal untuk mengangkut sapi saja kita belum punya. Sudah dijanjikan oleh Menhub, mudah-mudahan akhir tahun ini sudah bisa beroperasi. Bayangkan ngangkut dari NTB, NTT lebih mahal daripada dari Darwin. Ini masalah angkutan,” kata dia kepada wartawan di sela-sela kegiatan Promosi Pasar Agro, Jakarta, Kamis (24/7/2014).

Suswono mengatakan, pengangkutan ternak dengan kapal jauh lebih efisien. Misalnya, kata dia, truk hanya bisa mengangkut sekitar 8 ekor sapi. Itu pun katanya, sapi-sapi yang diangkut merasa tersiksa, dengan jauhnya perjalanan.

Sementara itu, kata Suswono, satu kapal ternak bisa mengangkut sekitar 200-300 ekor, sehingga lebih efisien. “Angkutan ini yang kemarin kurang kita antisipasi. Ketika ada barang, tetapi tidak bisa mengalir ke Jakarta. Akhirnya, mau tidak mau kita harus buka lagi tambahan untuk impor,” ujarnya.

Asal tahu saja, rencana angkutan ternak ini bukan hal baru. Catatan Kompas.com, sejak 2012 pemerintah telah menggodog angkutan ternak, yang rencananya dioperasikan akhir Desemeber 2013. Namun, memasuki Januari 2014, hal itu belum terealisasi.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Bobby R Mamahit kepada Kompas.com, Sabtu (4/1/2014), menjelaskan, molornya rencana angkutan ternak disebabkan anggaran untuk renovasi kapal KM Papua Tiga dan KM Daraki Nusa belum cair.

“Tahun lalu gagal karena keluarnya (anggaran) molor. Kalau uangnya terlambat (cair), ya resiko (mundur),” ujar Bobby.

Bobby mengatakan, Kemenhub rencananya menyelesaikan angkutan ternak pada pertengahan 2014. Namun, nampaknya molor lagi. Sedianya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menganggarkan Rp 30 miliar guna memodifikasi dua kapal berukuran 750 deadweight tonnage (DWT).

Kedua kapal bisa mengangkut sapi dan kerbau sebanyak 300-400 ekor. Pengadaan kapal ternak ini bertujuan untuk menjaga konsep 5 freedom animal welfare. Pengangkutan yang baik akan menjaga bobot ternak tidak berkurang. Kapal-kapal tersebut akan beroperasi dari dan ke sentra penghasil ternak seperti NTT, NTB, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com