Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendulang Uang dari Bisnis Kaus "Limited Edition"

Kompas.com - 05/08/2014, 12:03 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com
— Kaus dengan desain khas daerah bisa menghasilkan pundi-pundi uang yang lumayan besar. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Annisa Febby Chaurino, yang memilih berwirausaha dengan membuat kaus limited edition dengan desain khas Banyuwangi.

Annisa mengungkapkan, setiap satu desain hanya diproduksi untuk 18 potong. "Sengaja agar tidak pasaran," jelas pemilik sekaligus desainer kaus berlabel "Nagud Banyuwangi" kepada Kompas.com, Senin (4/8/2014).

Ia mengaku tidak ingin memproduksi kausnya dalam jumlah yang cukup banyak, apalagi dengan kualitas yang rendah.

Annisa mengawali bisnis clothing tersebut sejak tahun 2012, tepatnya satu bulan setelah ia lulus Jurusan Design Produk Industri ITS Surabaya dengan bermodalkan sebesar Rp 2 juta, yang dia peroleh melalui pinjaman dari orangtua. Untuk pemasaran, dia memanfaatkan media sosial, seperti Facebook, Twitter, serta situs web, dengan nama Nagud Banyuwangi.

"Alhamdulillah responsnya cukup bagus karena memang konsep yang kami tawarkan berbeda dengan produk lain. Desainnya juga asli karya saya dan mengharamkan copy paste desain orang lain," katanya.

Sebelumnya, Annisa memang pernah menjuarai lomba desain kaus se-Jawa Timur pada tahun 2010 saat masih duduk di bangku kuliah. Hal itulah yang membuat dia percaya diri merintis bisnis ini.

Setelah satu bulan ia mempelajari sistem administrasi dan proses pembuatan kaus, ia memberanikan diri untuk meminjam uang ke bank. "Saya beranikan diri karena sudah hitung-hitung pemutaran uang. Hasil pinjaman uang di bank saya buat kerja sama dengan kakak saya di Surabaya untuk membuat kaus," jelasnya.

Untuk harga, Annisa membanderol produknya sedikit lebih mahal jika dibandingkan tempat lainnya dengan kisaran harga Rp 90.000-Rp 150.000 per potong. "Untuk satu desain biasanya gambar saya selesaikan sekitar satu minggu. Terkadang juga disesuaikan dengan mood," katanya sambil tertawa, "Paling tidak satu bulan saya mengeluarkan minimal dua desain."

Hingga saat ini dia memproduksi kaus di Surabaya. Namun, ke depan, dia berharap agar produksi bisa dilakukan di Banyuwangi. Hal ini dilakukan untuk ikut mengangkat Banyuwangi menjadi salah satu kiblat bisnis clothing.

"Kalau selama ini bicara clothing selalu identik dengan Bandung, Yogya, Surabaya, dan saya berharap produk Banyuwangi juga sama dengan kota-kota lain," ungkapnya.

Saat ditanya soal omzetnya per bulan, Annisa mengaku pernah mencapai Rp 60 juta per bulan. Dari hasil penjualan itu, dia menyisihkan sebagian untuk disumbangkan bagi anak-anak kurang mampu di Kampung Belajar Nagud Banyuwangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com