Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Bisnis Minuman Energi, Coca-Cola Borong Monster Beverage

Kompas.com - 16/08/2014, 21:40 WIB


NEW YORK, KOMPAS.com -
Manajemen Coca-Cola Co terus berusaha memoles kinerjanya. Di tengah tren penurunan minuman soda, Coca-Cola memperbesar bisnis minuman energi. Kamis (14/8/2014) lalu, korporasi asal Amerika Serikat ini resmi membeli saham Monster Beverage Corp senilai 2,15 miliar dollar AS.

Melalui akuisisi itersebut, Coca-Cola memperoleh 16,7 persen saham Monster Beverage. Dalam perjanjian tersebut, Coca-Cola berhak menempatkan dua direktur di kursi petinggi Monster Beverage. Tak cuma itu, Coca-Cola juga bakal melakukan pertukaran aset. Pasca akuisisi, unit bisnis minuman energi racikan Coca-Cola ditransfer ke Monster Beverage.

Di antaranya minuman merek Full Throttle dan Burn. Sebagai gantinya, Monster Beverage melepas unit bisnis minuman soda ke tangan Coca-Cola, yakni minuman merek Hansen's Natural Sodas dan Peace Tea. Perjanjian lain yang tak kalah penting, Coca-Cola bakal menjadi distributor tunggal produk Monster Beverage di pasar global. Sebaliknya, Monster Beverage menjadi satu-satunya merek minuman energi yang dijual Coca-Cola.

Energi baru bagi bisnis

Muhtar Kent, CEO Coca-Cola mengatakan, pihaknya berhak meningkatkan kepemilikan saham hingga 25 persen di Monster Beverage paling lambat empat tahun mendatang. Transaksi tahap pertama ditargetkan rampung akhir tahun 2014 atau awal tahun depan.

Bagi Coca-Cola, transaksi ini berpotensi menggenjot kinerjanya yang saat ini cenderung stagnan. Catatan saja, di kuartal II tahun ini, penjualan Coca-Cola di Amerika Utara tidak tumbuh. Pasar terbesarnya ini memberikan sinyal tren turun penjualan minuman jenis diet coke. 

Sebaliknya, berdasarkan hitungan Euromonitor International, nilai pasar minuman energi global 27 miliar dollar AS. Nah, Coca-Cola bisa mengandalkan minuman energi di masa depan seiring hilangnya selera konsumen terhadap minuman soda. 

Di sisi lain, jangkauan pasar Monster Beverage bakal bertambah. Selama ini, pasar Monster Beverage terbatas di wilayah Amerika Serikat dan Kanada.

"Kami yakin perjanjian ini akan menjadi strategi yang saling menguntungkan," ujar Rodney Sacks, CEO Monster Beverage. 

Sumber Reuters membisikkan, produk Monster Beverage bakal merangsek pasar China dan Rusia. Namun, mereka berencana memutus kontrak distribusi dengan Anheuser-Busch InBev.

Meski demikian, Monster Beverage harus bekerja keras meraih pertumbuhan. Pasalnya, pada tahun 2012, produk Monster Beverage yaitu 5-Hour Energy tersangkut 13 kasus kematian. Minuman dengan kafein tinggi ini diselidiki regulator obat dan makanan AS (FDA) terkait kasus kematian itu.

Hingga pertengahan tahun 2013, FDA menerima setidaknya 90 laporan tentang efek berbahaya minuman Monster Beverage. FDA menyebut, sekitar 30 kasus menimbulkan efek mematikan, semisal serangan jantung.  (Dessy Rosalina)  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com