Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Pajak: Kami Gandeng Polri Bukan untuk Menakut-takuti

Kompas.com - 18/08/2014, 13:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, memperkuat kerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia, dengan melakukan koordinasi pengamanan penerimaan pajak 2014 dan penanganan tindak pidana di bidang perpajakan.

Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany mengungkapkan, koordinasi ini dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan wajip pajak (WP). Di sisi lain, koordinasi ini akan mempererat silaturahmi antara Bareskrim Polri dengan DJP, maupun Polda dengan Kanwil Pajak. Dengan begitu, komunikasi diantara kedua belah pihak bisa menjadi lebih baik.

"Di lapangan mereka bisa lebih sejalan. Tidak mudah dimanfaatkan pihak-pihak lain yang membuat kita menjadi benturan," kata Fuad, di kantornya, Jakarta, Senin (18/8/2014).

Kerjasama ini, lanjut Fuad bukan hanya di ranah pidana, melainkan sudah dimulai dari ranah administratif. Hal ini menurut Fuad sama dengan yang dilakukan di banyak negara, di mana aparat pajak selalu didampingi oleh kepolisian.

Sebenarnya, kerjasama ini sudah dituangkan dalam MoU antara DJP Kemenkeu dengan Kepolisian RI. Namun kali ini kerjasama akan diefektifkan dan diimplementasikan. "WP jangan lihat, dengan menggandeng Polri seolah-olah kita menakut-takuti. Masalah utama kita saat ini tingkat kepatuhan bayar pajak sangat rendah," ungkap Fuad.

Kepala Bareskrim Suhardi Alius yang hadir dalam koordinasi pagi ini menuturkan, Kepolisian akan mendampingi aparat pajak untuk mengejar WP yang belum maksimal. Dengan begitu, aparat pajak tidak akan merasa terintimidasi dan terganggu dalam menjalankan tugas, mengamankan penerimaan negara.

"Di luar itu, polisi bisa melakukan upaya-upaya yakni UU Tipikor dan UU TPPU. Kalau ada penyimpangan koruptif dari aparat pajak atau kepolisian kita juga akan tindak," tegas Suhardi.

Sebagaimana diketahui, target penerimaan pajak 2014 sebesar Rp 1.072,38 triliun. Untuk mencapai target tersebut diperlukan strategi, antara lain melalui penegakan hukum bagi penghindar pajak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com