Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengetatan Distribusi BBM Bersubsidi hanya Justifikasi Menambah Kuota?

Kompas.com - 25/08/2014, 13:50 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pengetatan distrubusi atau penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai lebih buruk dampaknya ketimbang menaikkan harga. Pengetatan ini dimaksudkan agar kuota 46 juta kilo liter tidak jebol.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati yakin, sebenarnya pemerintah sudah tahu bahwa BBM bersubsidi yang dipatok dalam APBN-P 2014 akan lebih dari 46 juta kiloliter. Dengan melakukan pengetatan distribusi, imbuh dia, pemerintah seolah-olah memberikan warning kepada masyarakat agar berhemat BBM jika ingin kuota tersebut tidak jebol.

“Kami mengeluh hanya 46 juta kiloliter nih. Hati-hati, sangat riskan. Artinya ada justifikasi lagi menambah pasokan. Ujung-ujungnya nambah kuota, sama seperti 2011 atau 2012 lalu. Saya yakin sekarang ini pun hampir habis. Kalau enggak dibatasi, hanya sampai Oktober. Begitu orang mengeluhkan kelangkaan, pasokan ditambah,” jelas Enny kepada Kompas.com, Senin (25/8/2014).

Pengetatan distribusi, kata Enny, beresiko menimbulkan penimbunan, utamanya di tingkat pengecer, di daerah yang jauh dari pengawasan Pertamina. Selain itu, pelaku usaha logistik kecil juga akan aji mumpung menaikkan harga.

“Kalau distributor besar tidak akan terpengaruh, karena akses kendaraan mereka bisa langsung akses ke SPBU. Tapi ini yang akan menimbulkan gejolak di pasar,” kata dia.

Hal tersebut juga akan menimbulkan expected inflation. Memang dampaknya belum terasa di inflasi bulan Agustus. Namun, lanjut Enny, kalau tidak ditangani, hal tersebut akan menimbulkan efek domino berkepanjangan.

Ditemui di Gedung Parlemen, Senin, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik memastikan pihaknya tidak akan meminta tambahan kuota subsidi BBM. “Lho kalau menaikkan kuota, nanti naik lagi subsidinya, salah lagi kita. Kuota jangan ditambah lagi. Kita semua sepakat subsidi BBM sudah terlalu tinggi. Habis uang kita untuk itu,” tandas Jero.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com