Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan dari Tiongkok Anjlok, Batubara Kaltim Berharap ke India

Kompas.com - 02/09/2014, 08:14 WIB
Kontributor Samarinda, Hyuna Azamta Asyifa

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com – Lesunya permintaan batubara dari Tiongkok, membuat pertambangan di Kalimantan Timur (Kaltim) beralih kiblat ke India.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Ameriza M Moesa, mengatakan, selama ini ekspor batubara Kaltim untuk menyuplai kebutuhan energi di Tiongkok. Namun, permintaan batubara dari negeri Tirai Bambu itu menurun drastis.  Kaltim kini berharap penuh pada India.

“Ekspor batubara ke China pada tahun 2011 lalu mencapai 62,71 juta ton. Sementara, ekspor ke India hanya berkisar 43,5 juta ton. Namun sampai Agustus 2014 ini, ekspor ke Tiongkok itu disalip oleh India. China kini hanya sebesar 33,85 juta ton, sedangkan ekspor ke India mencapai 37,66 juta ton,” jelasnya.

Ameriza mengatakan, meski permintaan dari India terus meningkat, namun belum bisa menyamai permintaan sebelumnya dari Tiongkok.  Ia melanjutkan, menurunnya permintaan dari Tiongkok inilah yang menjadi penyebab lesunya harga batubara asal Kaltim.

“Hal ini bakal diperparah dengan kebijakan ekspor batubara yang akan dikeluarkan China. Pasalnya China dikabarkan akan menerbitkan policy untuk memanfaatkan cadangan batubara yang mereka miliki. Artinya, China akan mengurangi ketergantungan mereka dari impor batubara, termasuk dari Kaltim,” ungkapnya.

Ameriza berharap, batubara Kaltim akan tertolong dengan meningkatnya permintaan India dan sejumlah negara ASEAB yang tengah mengembangkan sumber energi berbahan bakar batubara.

“Di India, tahun depan diyakini permintaannya akan meningkat karena Perdana Menterinya yang baru tengah semangat membangun kecukupan energi negerinya dengan batubara. Begitu juga dengan Banglades, dan Malaysia yang terus mengembangkan energi listrik batubara. Vietnam yang selama ini jadi eksportir, dua tahun lagi kita prediksi akan mengimpor batubara kita,” katanya.

Meski demikian, Ameriza mengakui industri batubara Kaltim sulit pulih. Di sisi lain, Ameriza meyakini sektor batubara Kaltim tetap bertahan di masa datang karena kebutuhan energi dunia terus meningkat. “Karena batubara ini energi, jadi secara bisnis pasti akan terus ada permintaan. Pasar selain China ini yang akan menopang. Saya lihat, tahun depan kemungkinan ada perbaikan seiring meningkatnya permintaan dari negara lain. Tapi itu tergantung permintaan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com