Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui Batik, Idah Kusumadewi Berdayakan PSK dan Napi

Kompas.com - 03/09/2014, 06:16 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis


KOMPAS.com -
Batik merupakan lukisan di atas kain, yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian.  Untuk membatik, diperlukan perasaan dan kesabaran. Seperti yang diakui oleh Idah Kusumadewi. Istri sekda Kendal, Bambang Dwiono ini, mengakui, pembatik seperti halnya pembuat puisi atau pelukis. Perlu inspirasi untuk menciptakan sebuah karya yang indah. Sebab kalau asal-asalan, hasilnya akan tidak baik, dan tentu tidak laku dijual.

“Karya batik, adalah curahan hati pembatiknya. Ini yang perlu dipahami. Sebab membatik, juga butuh ide, ketenangan dan ketelitian serta kesabaran,” kata Idah, ibu beranak tiga ini.

Idah menceritakan, dirinya sejak dulu mencintai batik. Sebab keluarganya mempunyai bisnis batik di Pekalongan. Kesukaannya akan batik itu, ia mulai dari berdagang kain batik, yang diambil dari toko saudaranya.

“Tahun 2003 saya, mulai berdagang batik. Dagangan saya ambil dari saudara di Pekalongan,” aku lulusan S2 Undip jurusan ilmu Politik ini.

Setelah lama berdagang batik, kemudian wanita yang menikah pada tahun 1993 ini, berpikir untuk memproduksi batik sendiri. Secara kebetulan, pemerintah kabupaten Kendal, melalui bupati Kendal Widya Kandi Susanti, sedang mengembangkan dan melestarikan batik Kendal yang baru ditemukan. Sehingga keinginannya untuk membuka home industri batik semakin tinggi.

“Saya mulai belajar membatik pada tahun 2010 di Pekalongan. Kebetulan saudara-saudara saya, banyak yang bisa membatik,” kata perempuan yang dilahirkan oleh seorang ibu asal Bali bernama, Nengah, tersebut.

Mantan anggota KPUD Kabupaten Kendal tahun 2003-2008 ini menambahkan, setelah bisa membatik,  mulai tahun 2011, ia  mulai memproduksi sendiri. Bersama beberapa temannya, mencoba membuat paguyuban batik. Tapi hanya sebentar. Sebab anggotanya, lebih memilih mengembangkan usahanya sendiri-sendiri.

“Kemudian saya bersama teman-teman perajin batik,  membuka toko batik di komplek pasar Kendal dan saya beri nama Garden-Nia. Hasilnya lumayan,” ujar perempuan yang lahir di Semarang pada tanggal 19 Juli 1971 ini.
 
PSK dan napi

Setelah Garden-Nia berjalan cukup baik, Idah, kemudian mempunyai pemikiran untuk menularkan ketrampilannya membatik itu, kepada Pekerja Seks Komersial (PSK), Pengidap HIV/AIDS dan para narapidana yang ada di Lapas kendal.

Wanita berjilbab ini, kemudian menggandeng lembaga swadaya masyarakat (LSM) Gra Mitra yang menangani penderita AIDS dan PSK,  serta ketua Lapas. Hasilnya, sekarang ini sudah ada beberapa napi, yang sudah  bisa membatik dan dititipkan ke tokonya untuk dijual.

“Banyak yang suka, batik buatan para napi. Hasilnya lumayan untuk dikirim ke keluarga mereka. Sedang untuk PSK dan ODHA, saat ini masih dalam proses belajar dan belum berani memproduksi,” aku Idah.

Idah berharap, dengan membatik para PSK bisa meninggalkan pekerjaannya. Demikian juga dengan napi setelah keluar dari tahanan, bisa mempunyai penghasilan halal.

“Untuk para ODHA, dengan membatik tidak lagi berpikir dengan penyakitnya. Siapa tahu setelah kosentrasinya tercurahkan di kain, penyakitnya malah bisa sembuh. Sebab mereka sudah tidak berpikir tentang penyakitnya lagi,” ucapnya.

Idah mengatakan, batik yang dibuat oleh para napi, coraknya sangat bermacam-macam. Ada yang flora fauna ada juga yang batik tato. Tapi karena corak batiknya itu agak ‘nyleneh’ maka banyak yang suka. Cuma, kata ketua Dharma Wanita Kendal ini, batiknya kurang rumit. Sehingga nilai jualnya tidak tinggi.

“Para napi itu hanya membatik saja. Sementara penyelesaian akhirnya, seperti pewarnaan dan sebagainya, kami lakukan, sesuai dengan selera,” jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com