Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Struktur Ekonomi Indonesia Bergerak ke Arah yang Berbahaya?

Kompas.com - 07/09/2014, 08:16 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Transformasi ekonomi Indonesia, yang semula berbasis sektor pertanian menjadi perindustrian, sebenarnya perkembangan baik. Hanya saja, ada anomali dalam perubahan tersebut. Sumbangan sektor industri ke produk domestik bruto (PDB) juga menurun. Strukur ekonomi Indonesia tengah bergerak ke arah yang berbahaya.

Wakil Ketua Komisi VI Erik Satya Wardhana mengungkapkan bahwa inilah tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

"Sebetulnya tidak masalah, transformasi dari sektor pertanian ke industri itu lebih bagus. Anomalinya, sumbangan sektor industri terhadap PDB juga turun. 24,9 persen pada 2000, kemudian jadi 24,8 persen 2010, kemudian hanya tersisa 23,69 pada 2013," ungkap Erik di Jakarta, Sabtu (6/9/2014).

Menurutnya, hal ini berarti dua sektor yang paling produktif menyumbang tenaga kerja telah mengalami penurunan terhadap PDB. Sektor yang mengalami peningkatan malah perdagangan. Sementara, perdangangan tidak menyebabkan efek berantai sebesar industri.

"Celakanya, justru yang berkembang sektor informalnya. Struktur ekonomi, menurut saya, kita bergerak ke arah yang berbahaya. Ini menjadi tantangan buat Jokowi-JK. Di awal revolusi mental, kemudian revolusi anggaran, dan revolusi pembangunan," ujarnya.

Hal senada disampaikan ekonom dan dosen Universitas Gadjah Mada Poppy Ismalina. Seusai acara bincang-bincang di Jakarta, Poppy mengungkapkan bahwa di Indonesia tengah terjadi de-industrialisasi.

Menurut Poppy, tidak ada industrialisasi di Indonesia, yang ada hanya de-industrialisasi. Hal ini bahaya lantaran sektor informal yang berkembang di tengah de-industrialisasi. Penumpukkan sektor infirmal menyebabkan tidak adanya penciptaan lapangan kerja, perlindungan kerja, dan mudahnya pemutusan hubungan kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com