Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-JK Akan Berikan Bantuan Langsung jika Harga BBM Naik

Kompas.com - 07/09/2014, 18:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tim transisi presiden-wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla tengah mendesain program-program dan kompensasi jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan. Antara lain, memberikan bantuan langsung seperti yang dilakukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kalau nanti (BBM) dinaikkan bagaimana shortterm-nya? Kita mempersiapkan program komprehensif, dari pendidikan, kesehatan, menciptakan lapangan kerja selama 6 bulan setelah BBM dinaikkan," kata anggota tim transisi bidang ekonomi Jokowi-JK, Wijayanto Samirin dalam diskusi bertajuk 'Subsidi BBM: Solusi atau Masalah?' di Menteng, Jakarta, Minggu (7/9/2014).

"Kemudian ada cash tapi bukan BLT (Bantuan Langsung Tunai), tapi insentif. Itu akan dikemas tidak untuk konsumsi, tapi digunakan untuk mendorong aktivitas produksi," kata dia.

Dia bilang, tim sedang mempersiapkan program agar kemiskinan tidak melejit dan inflasi juga terkendali meskipun ada kenaikan harga BBM. Program tersebut masih sebatas opsi-opsi, namun akan dipilih oleh Jokowi-JK dan bakal dipaparkan ke publik.

"Jadi, kita sedang menganalisis berbagai program yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kalaupun ada pengaruhnya ketika keputusan berat (kenaikan harga BBM) itu diambil, itu moga-moga tidak terlalu drastis dan moga-moga temporer saja," jelas Wijayanto.

Ia mengatakan, tim tengah menghitung kenaikan harga dari rentang Rp 5.000 hingga Rp 3.000 per liter. Akibat kenaikan tersebut, angka inflasi diperkirakan bertambah antara 0,72 persen hingga 4 persen, tergantung besaran kenaikan dan timing. Selain perhitungan waktu, dampak kenaikan harga BBM terhadap kemiskinan diakuinya masih dikaji.

"Nah, kapan itu dinaikkan, itu bukan keputusan ekonomi, tapi keputusan politis," kata Wijayanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com