Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah dan BPK Seragamkan Pemahaman soal Lindung Nilai

Kompas.com - 17/09/2014, 11:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan perusahaan-perusahaan BUMN, Kabareskrim, hari ini, Rabu (17/9/2014) kembali menyamakan persepsi soal hedging, atau lindung nilai.

Menteri Keuangan, Chatib Basri dalam pemaparannya mengajak pemangku kepentingan untuk terlebih dahulu menyamakan pengertian perihal apa yang disebut dengan kerugian negara.

"Selalu saya gambarkan misal, kalau selama membayar premi asuransi, dalam 2 bulan ke depan saya enggak sakit, berarti saya rugi. Mikirnya jangan begitu, tapi Alhamdulillah saya tidak sakit. Kalau kita punya pandangan kaya gini, maka BUMN enggak akan ragu (melakukan lindung nilai)," kata Chatib, di Gedung BPK, Jakarta.

Chatib kembali menjelaskan mengenai pentingnya perusahaan BUMN melakukan lindung nilai. Situasi yang dihadapi Indonesia ke depan tidak mudah, karena normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat membuat tekanan pada nilai tukar.

Nilai tukar rupiah yang beberapa hari lalu sempat di kisaran Rp 11.900 per dollar AS, hanyalah disebabkan pasar menunggu hasil keputusan The Fed. "Kalau ini berlangsung, pinjaman kita akan mengalami turbulent," lanjut dia.

Padahal, kecenderungan yang terjadi seluruh perusahaan maunya melakukan transaksi di bursa saham, sehingga Bank Indonesia harus terus menyediakan valuta asing.

Chatib mengatakan, beban negara akan semakin mahal ketika nilai stok marketnya tinggi. Dengan perusahaan BUMN melakukan hedging, bisa dibayangkan kata Chatib, penghematan yang bisa didapat negara.

"Saya bilang tiap depresiasi Rp 100 per dollar AS, defisit anggaran kita naik Rp 2,6 triliun. Kalau kita bisa jaga nilai tukar, maka beban negara menjadi kecil. Kita harus lakukan langkah untuk lindung nilai, maka pressure akan lebih kecil," tandas dia.

Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowadojo mengatakan, Bank Indonesia telah menerima perkembangan dari penyusunan Standard Operational Prosedur (SOP) hedging. Dia berharap ada persamaan persepsi, sebab hingga saat ini masih sebanyak 88 persen BUMN tidak melakukan lindung nilai.

"Kalau ada gejolak lebih besar, akan ada resiko yang lebih besar, apalagi bagi BUMN yang tidak punya penghasilan dalam bentuk valas," kata Agus, Rabu.

Dia bilang, hedging ini merupakan solusi untuk atasi rersiko nilai tukar. Jika hedging dilakukan akuntable sesuai SOP, seandainya terjadi biaya, maka hal tersebut bukan dianggap kerugian negara. "Kita harus yakini juga tidak ada moral hazard," tukas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com