Penguatan dollar AS di pasar global yang mulai tertahan menjadi peluang kenaikan mata uang garuda di awal pekan ini, Senin (22/9/2014). Seiring dengan dollar index yang kembali naik, euro turun ke level terendah semenjak Agustus tahun lalu hingga Sabtu (20/9/2014) dini hari.
Akan tetapi buruknya data AS membawa imbal hasil US Treasury 10 tahun untuk turun kembali ke bawah 2,6 persen. Pada sore hari ini akan diumumkan consumer confidence Zona Euro. Sementara malam nanti ditunggu data penjualan rumah AS yang diperkirakan membaik.
Rupiah sendiri kembali menguat hingga penutupan Jumat (19/9/2014) sore bersama beberapa mata uang Asia. Tekanan temporer dari FOMC meeting terlihat semakin mereda menilai dari imbal hasil SUN 10 tahun yang turun ke 8,2 persen.
Setelah mengetahui komposisi parpol dan profesional, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, pasar domestik juga semakin intensif memperhatikan nama-nama pengisi kabinet pemerintahan baru.
"Walaupun naiknya dollar index akan mempertahankan tekanan terhadap rupiah, terlihat normalisasi dari tekanan temporer FOMC meeting minggu lalu bisa memicu penguatan pada rupiah," tulisnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.