Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Defisit Turun, Struktur APBN Sehat

Kompas.com - 23/09/2014, 10:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan DPR menyepakati postur sementara Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 tadi malam. Salah satu yang disepakati adalah defisit anggaran yang mencapai 2,21 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau Rp 245,9 triliun.

Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, defisit anggaran memang harus diturunkan. Sehingga, struktur APBN dapat dalam kondisi sehat.

"Ada komitmen untuk mengurangi defisit menjadi 2,21 persen. Walaupun ini baru postur sementara ini menunjukkan ada komitmen yang lebih baik dan kalau dari sektor keuangan pembiayaan buat APBN lebih kecil," kata Mirza di Gedung DPR, Senin (22/9/2014) malam.

Lebih lanjut, Mirza mengungkapkan, tahun 2015 mendatang merupakan periode yang tak mudah di pasar keuangan lantaran suku bunga AS kemungkinan akan meningkat menjadi pada kisaran 1,375 persen dari 0,25 persen. Kondisi tersebut, kata Mirza, akan berdampak kepada pembiayaan.

"Jadi, financing APBN itu mendapat financing jangan dianggap sesuatu yang mudah. Di periode di mana suku bunga meningkat dengan cepat mudah-mudahan Indonesia bisa melewati dengan baik. Dengan postur sementara APBN 2015 yang dipatok defisit 2,21 persen itu sudah menunjukkkan komitmen menurunkan defisit," ujar Mirza.

Mirza menjelaskan, bila rasio-rasio makro tak dijaga kesehatannya, Indonesia dapat terkena fluktuasi dan dianggap tak disiplin. Hal seperti ini terjadi pada negara-negara Fragile Five pada kuartal III dan IV 2013 yang dianggap memiliki rasio makro yang kurang sehat sehingga rentan terkena gejolak.

"Kita tidak ingin kena gejolak, makanya harus menjaga rasio makronya, salah satunya dengan menurunkan defisit. Menyehatkan struktur APBN penting," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com