Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, defisit anggaran memang harus diturunkan. Sehingga, struktur APBN dapat dalam kondisi sehat.
"Ada komitmen untuk mengurangi defisit menjadi 2,21 persen. Walaupun ini baru postur sementara ini menunjukkan ada komitmen yang lebih baik dan kalau dari sektor keuangan pembiayaan buat APBN lebih kecil," kata Mirza di Gedung DPR, Senin (22/9/2014) malam.
Lebih lanjut, Mirza mengungkapkan, tahun 2015 mendatang merupakan periode yang tak mudah di pasar keuangan lantaran suku bunga AS kemungkinan akan meningkat menjadi pada kisaran 1,375 persen dari 0,25 persen. Kondisi tersebut, kata Mirza, akan berdampak kepada pembiayaan.
"Jadi, financing APBN itu mendapat financing jangan dianggap sesuatu yang mudah. Di periode di mana suku bunga meningkat dengan cepat mudah-mudahan Indonesia bisa melewati dengan baik. Dengan postur sementara APBN 2015 yang dipatok defisit 2,21 persen itu sudah menunjukkkan komitmen menurunkan defisit," ujar Mirza.
Mirza menjelaskan, bila rasio-rasio makro tak dijaga kesehatannya, Indonesia dapat terkena fluktuasi dan dianggap tak disiplin. Hal seperti ini terjadi pada negara-negara Fragile Five pada kuartal III dan IV 2013 yang dianggap memiliki rasio makro yang kurang sehat sehingga rentan terkena gejolak.
"Kita tidak ingin kena gejolak, makanya harus menjaga rasio makronya, salah satunya dengan menurunkan defisit. Menyehatkan struktur APBN penting," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.