Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 5 Tahun ke Depan, India Diprediksi "Kalahkan" Indonesia

Kompas.com - 26/09/2014, 06:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – India diperkirakan akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekspor terbesar dalam rentang 2014-2030. Dari segi nilai, India diperkirakan akan naik derajat dari negara dengan nilai ekspor terbesar ke-14 menjadi terbesar ke-5.

Head of Trade Global Trade and Receivables Finance HSBC, Nirmala Salli mengatakan, indeks kepercayaan pebisnis (trade confidence index) akan sangat dipengaruhi oleh siapa yang memegang tampuk pemerintahan. Sebagaimana diketahui India sudah lebih dulu merampungkan desain ekonomi mereka ke depan di bawah Perdana Menteri Narendra Modi. Para investor diperkirakan akan sangat berminat membenamkan modalnya di India.

“Kalau lihat kursnya juga, mungkin saya kalau jadi investor akan masuk ke India. Alasan lain, rata-rata orang India bisa berbahasa Inggris sehingga lebih mudah untuk set up bisnis. Selain itu, rakyat di sana banyak, saya bisa jual produk ke pasar lokal,” kata Nirmala kepada wartawan di kantor HSBC, Jakarta, Kamis (25/9/2014).

Memang, India menjadi negara yang menyumbang surplus nonmigas terbesar, selain Amerika Serikat. Kementerian Perdagangan mencatat, neraca perdagangan nonmigas Juli 2014 mengalami surplus 2,2 miliar dollar AS yang disumbang dari lima mitra dagang utama, termasuk India dan Amerika Serikat.

Namun demikian, Nirmala khawatir, kondisi neraca perdagangan dengan India akan berbalik negatif suatu saat nanti. Sebab, komoditas yang diekspor India adalah barang-barang teknologi dan bernilai tambah, sementara Indonesia masih mengandalkan material mentah seperti batubara. Untuk diketahui, India merupakan pasar utama tujuan ekspor batubara dari Indonesia, selain Tiongkok.

“India, produk yang mereka ekspor itu banyak yang high-tech. Itu sudah pasti kalau kita compare jualan barang, batu bara sama satelit, harganya sudah parti njomplang. Logikanya, kalau yang dia beli coal dan CPO, yang kita impor satelit, sudah pasti defisit,” ucap Nirmala.

“Ini sama-sama pemerintahan baru. Tapi kalau ditanya dalam lima tahun ke depan mana yang lebih maju, saya kira India lebih cepat. Karena komoditi ekspor mereka besi baja, kita iron ore. Selain itu, Research and Development mereka juga bagus, misalnya di farmasi. Jadi, Indonesia versus India ini begini, kalau kita ekspor ores mereka ekspor steel. Kalau kita ekspor steel, mereka ekspor mobil,” tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com