Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersisa 3 Bulan, Realisasi Penerimaan Pajak Baru Setengah dari Target

Kompas.com - 30/09/2014, 09:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan Fuad Rachmany mengatakan, hingga pekan keempat bulan September ini, realisasi penerimaan pajak  mencapai Rp 683 triliun. Meski lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun angka ini baru setengah dari target penerimaan pajak tahun 2014 sebesar Rp 1.232,1 triliun. 

"Sampai 26 September 2014 realisasi penerimaan pajak tidak termasuk bea cukai mencapai Rp 683 triliun. Capaian ini sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu periode yang sama. Pertumbuhan juga hampir sama, sedikit di atas tahun lalu," kata Fuad pada konferensi pers RAPBN 2015 di kantornya, Senin (29/9/2014).

Lebih lanjut, Fuad menjelaskan, terdapat sektor-sektor pajak yang pertumbuhannya pun lebih baik dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu. PPh badan dan PPh final disebutnya mencatat pertumbuhan penerimaan tang lehih baik. Begitu pula dengan PPh Pasal 21.

"Ada yang negatif, penerimaannya tidak lebih baik dari tahun lalu, PPn karena ada PPN Barang Mewah. LCGC (mobil murah ramah lingkungan) itu kebijakan ekonomi tapi berakibat (penerimaan) PPN Barang Mewah turun. Tapi tidak jadi masalah karena ada tujuan ekonomi yang lebih baik," ujar Fuad.

Fuad mengungkapkan, penerimaan PPN impor tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi, secara netto pertumbuhan PPN dalam negeri diakuinya lebih rendah dibandingkan PPN impor lantaran adanya restitusi PPN.

"Pertumbuhan pajak kita dari segi PPh bagus, tapi dari sisi PPN buruk. Kita upayakan selalu mencapai target. Kita tetap temanya pajak orang pribadi, karena selama bertahun-tahun tidak memuaskan makanya kita dorong," jelas Fuad.

Sekedar informasi, target penerimaan pajak tahun 2014 mencapai Rp 1.232,1 triliun, seperti tertuang dalam APBN-P 2014. Target PPh nonmigas dipatok Rp 28,3 triliun, PPN dan PPnBM Rp 17,4 triliun, dan PBB Rp 9 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com