Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaiki Iklim Investasi, Reformasi Birokrasi Mendesak Dilakukan

Kompas.com - 15/10/2014, 13:26 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha memandang bahwa kondisi infrastruktur dan energi di Indonesia masih kurang baik. Karena itu, mereka merasa investasi asing masih diperlukan untuk mendorong kedua sektor tersebut.

Dalam paparan hasil survei yang dilakukan Bisnis Indonesia terhadap 200 pelaku bisnis terungkap bahwa pelaku usaha menilai bahwa perbaikan iklim bisnis di Tanah Air hanya mampu tercapai bila ada kemudahan birokrasi dan perizinan serta ketersediaan infrastruktur memadai.

Hasil survey menyatakan bahwa 89,2 persen pelaku usaha percaya bahwa investasi asing akan terus meningkat di era kepemimpinan Jokowi-JK. Sementara, 81,8 persen percaya bahwa jumlahnya akan lebih besar dari sebelumnya.

"Delapan puluh sembilan (89) persen responden yakin bahwa investasi asing akan mengalir deras. Yang turun hanya 3 persen, yang stagnan 7 persen. Jika digabung, hampir 100 persen yakin," ujar Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia, Arief Budisusilo di Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Mengenai kekhawatiran berkurangnya investasi asing karena gejolak politik di Tanah Air, Arief mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak terbukti.

"Orang media mungkin sering melihat televisi, politiknya seperti ini bagaimana? Ternyata, politik tidak begitu berpengaruh. Dana juga ternyata tidak menjadi masalah. Uangnya ada, tinggal kebijakan untuk mengatur uang. Pajak, sekarang ini susah digenjot. Ternyata, deposito naik. Premi asuransi naik," ujarnya.

Tidak hanya sekedar mengharapkan investasi asing, menurut Arif, pelaku usaha tahu persis sektor yang benar-benar membutuhkan investasi asing. Selain bagi investor asing, data sektor-sektor tersebut juga bisa menjadi acuan bagi bank yang ingin menyalurkan pembiayaan.

"(Total) 94 persen optimis Indonesia tetap dipercaya sebagai tujuan investasi. Rasanya ini modal cukup bagus. Tapi catatannya, para pelaku usaha di Indonesia mengatakan bahwa infrastruktur di Indonesia yang membutuhkan investasi. Infrastruktur, perhubungan laut, energi, kesehatan. Buat bank, ini juga bisa menjadi guidance," lanjut dia.

"Perhubungan laut termasuk isu yang sering santer terdengar. Buat perbankan bisa menjadi acuan, meski Indonesia investasi asing tidak begitu diperlukan, tapi perbankan jadi tahu sektor ini yang perlu dibiayai," kata Arief

Hasil survei itu juga mengungkapkan bahwa pelaku bisnis menyarankan agar pemerintah memberikan dukungan berupa kemudahan birokrasi dan perizinan bagi mereka. Selain itu, pemerintah juga seharusnya menyediakan infrastruktur memadai, menjaga stabilitas politik, menyediakan SDM memadai, serta reformasi pajak. Hal-hal ini akan meningkatkan daya tarik Indonesia di mata pengusaha, serta investor asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com