Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grup Sinarmas Berkibar, Grup Bakrie Melorot

Kompas.com - 10/11/2014, 14:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Grup Sinarmas memimpin pertumbuhan kinerja emiten konglomerasi di Bursa Efek Indonesia. Pada kuartal III-2014, emiten anggota Grup Sinarmas mencatatkan total pertumbuhan laba bersih paling tinggi, yakni 39,80 persen dari kuartal III-2013.

Bumi Serpong Damai (BSDE) memimpin pertumbuhan Grup Sinarmas, dengan memetik pertumbuhan laba bersih 49,30 persen menjadi Rp 3,21 triliun di kuartal III-2014.

Analis First Asia Capital, David Sutyanto, menilai, BSDE memiliki cadangan lahan cukup luas sehingga berpeluang besar terus mengembangkan proyek properti. Hingga kini, BSDE memiliki landbank seluas 4.000 hektar.

Hal kontras terjadi pada Grup Bakrie. Dalam sembilan bulan pada tahun ini, total laba bersih emiten Grup Bakrie merosot 68,96 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 808,72 miliar. Angka itu diperoleh dari akumulasi laba Bakrieland Development (ELTY), Energi Mega Persada (ENRG), Bakrie Sumatra Plantations (UNSP), dan Visi Media Asia (VIVA). Anggota Grup Bakrie lain, seperti Bumi Resources (BUMI) dan Bakrie Telecom (BTEL), belum melaporkan kinerja kuartal III-2014.

Analis Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, menilai, aset Grup Bakrie sejatinya masih bagus dan strategis. Namun, potensi itu tak bisa dimaksimalkan manajemen Grup Bakrie. "Tahun lalu misalnya, saat sektor properti berjaya, kinerja ELTY malah buruk," ungkap Hans. Kondisi serupa terjadi pada BUMI yang terus terpuruk dalam dua tahun terakhir.

Investor memang sudah menilai rendah integritas dan profesionalisme manajemen Grup Bakrie mengembangkan usaha mereka. Manajemen dinilai tak punya terobosan untuk mengurangi utang yang menggunung.

Prospek Grup Astra

Hingga kuartal III-2014, Grup Astra yang digawangi Astra International (ASII) juga berjalan tertatih-tatih. Pada periode itu, laba ASII naik 7,64 persen (yoy) menjadi Rp 14,49 triliun.

Jika hanya mengacu kuartal ketiga (Juli-September 2014), kinerja ASII justru melorot 8,1 persen quarter-on-quarter menjadi Rp 4,7 triliun. Hal ini dipicu penurunan kontribusi bisnis otomotif dan agribisnis.

Helmy Kristanto, analis Danareksa Sekuritas, dalam risetnya menulis, ASII masih menghadapi beberapa tantangan berat pada tahun depan, terutama kian ketatnya persaingan dalam bisnis otomotif.

Konglomerasi lain yang bakal menghadapi tantangan pada tahun depan adalah Grup MNC. David menilai, pasar media akan mengalami titik jenuh. Media milik MNC memang masih menguasai pasar, tetapi pangsa Indovision, televisi berbayar milik Grup MNC, mulai tergerus pesaing. Meski begitu, MNC memiliki diversifikasi bisnis yang bisa menopang, misalnya MNC Energy, MNC Land (KPIG), dan Bank MNC Internasional (BABP).

Tahun depan, konglomerasi yang berpotensi berkibar adalah kelompok usaha yang mengandalkan bisnis properti. Analis BNI Securities Thendra Crisnanda memprediksi, pertumbuhan bisnis properti akan meningkat pada semester kedua tahun depan. Saat itu, bunga acuan (BI rate) diprediksi 6,5 persen-6,75 persen dari saat ini 7,5 persen. "Bunga rendah menguntungkan properti," tuturnya. (Annisa Aninditya Wibawa, Veri Nurhansyah Tragistina, Wuwun Nafsiah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Whats New
Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Whats New
Satgas Judi 'Online' Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Satgas Judi "Online" Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Whats New
Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com