Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Mahal, Asosiasi Rumput Laut Minta Komitmen Pemerintah

Kompas.com - 10/11/2014, 14:47 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) mempertanyakan komitmen pemerintah untuk mendukung investasi, khususnya industri pengolahan rumput laut di Indonesia.

Ketua ARLI Safari Azis mengatakan, saat ini masih banyak hambatan untuk merealisasikan investasi, seperti perizinan dan tingginya biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mendirikan sebuah industri pengolahan.

Dia menjelaskan, untuk mendirikan sebuah industri rumput laut di China dengan produksi 6 ton per hari, diperlukan biaya sebesar 15 juta dollar AS. Sementara di Indonesia bisa mencapai dua kali lipatnya yakni sebesar 30 juta dollar AS.

"Kita harus mendatangkan mesin-mesin dari luar dan itu harus dikenakan bea masuk dan PPN, memang seharusnya diberikan keringanan. Di China, kalau bisa ekspor produk olahan bisa langsung mendapat restitusi, terutama barang penolong. Rumput laut Indonesia banyak diekspor ke China, nah sekarang apakah pemerintah Indonesia bisa melakukan perlakuan yang sama untuk menarik investasi?,” kata Safari dalam keterangan resminya, Senin (10/11/2014).

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi rumput laut nasional di tahun 2013 mencapai 9.298.474 ton dalam keadaan basah atau 929.847,4 ton dalam keadaan kering.

Berdasarkan Data Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, jumlah ekspor rumput laut nasional paling banyak diekspor ke China mencapai 143.725 ton di tahun 2013 dengan nilai sebesar 1,25 juta dollar AS.

“Kami masih menanti kepastian akan adanya kemudahan untuk perizinan dan kita pun menunggu kejelasan waktu dan biaya yang dikeluarkan. Gagasan Presiden Jokowi untuk membentuk kantor perizinan one stop service khusus bagi investasi kami dukung karena investor memerlukan pendampingan bila menemui hambatan,” kata Safari.

Dia mengaku tengah menjajaki joint venture antara PT Phoenix Jaya dengan tiga perusahaan China antara lain Green Fresh, Fujian Province LVQI Food Colloid dan Lubao Biochemistry.

“Kita sudah membahas kemungkinan adanya investasi masuk dari pihak China joint venture dengan pihak Indonesia untuk mendirikan industri pengolahan rumput laut, terutama untuk produk jenis refined carrageenan. Hanya saja pihak sana menanyakan tentang keamanan dan kepastian investasinya di Indonesia,” kata Safari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com