Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LTV Dianggap Tidak Cocok untuk Daerah, Pengembang Curhat

Kompas.com - 20/11/2014, 17:09 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengembang kembali mengeluhkan aturan loan to value (LTV) atau rasio nilai kredit terhadap nilai rumah yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) setahun lalu.

Dalam rapat kerja nasional (rakernas) asosiasi profesi Realestat Indonesia (REI) di Jakarta, Kamis (20/11/2014), pengembang satu suara menentang aturan tersebut. "LTV tidak cocok, khususnya untuk daerah-daerah terpencil," ujar salah seorang peserta.

Menanggapi hal ini, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Gandjar Mustika menjelaskan bahwa aturan LTV sebenarnya diperlukan untuk menyehatkan kondisi perbankan di Tanah Air.

Pada dasarnya, LTV pun dijalankan untuk mencegah pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) yang berlebihan dan berpotensi menyebabkan bubble. "LTV, tentunya dalam pengaturan ada analisisnya dan normatif. Normatif kita tentukan dari awal, kalau ketentuan sudah berjalan kita akan di-review agar kegiatan ekonomi tidak terganggu. Kalau REI memberikan masukan, dengan senang hati kita dengar dan kita kaji," tutur Gandjar.

Sejauh ini OJK pun belum memiliki rencana untuk menyetop aturan LTV. OJK masih akan melihat perkembangan kebutuhan terhadap LTV. Hanya saja, Gandjar mengaku bahwa kemungkinan penyetopan aturan tersebut masih kecil.

"Segala kebijakan selama ini sudah menghasilkan yang baik. Intinya begitu. Saya kira sementara ini (aturan LTV) kita teruskan dulu. Kemudian, tentunya berbagai tantangan itu kan banyak. Sekarang kan katakan likuiditas walaupun ada pengetatan, sesuai kebijakan Bank Indonesia," tukas Gandjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com