Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses di Usia Muda, Begini Caranya!

Kompas.com - 28/11/2014, 08:30 WIB

                                           Ryan Filbert
                                    
@RyanFilbert

KOMPAS.com - Pada pertengahan bulan November 2014, saya mendapatkan sebuah kesempatan luar biasa untuk bisa ngobrol dengan seorang tokoh yang sukses di Indonesia. Beliau bernama Suryadi Sasmita.

Bagi Anda yang belum mengenalnya, beliau adalah Presiden Direktur PT Indonesia Wacoal. Ya, Wacoal adalah merek bra, dan beliaulah yang melambungkan brand tersebut dengan penjualan yang selalu naik 30 persen tiap tahunnya!

Sebagai seseorang yang mendapat julukan sebagai "orang yang mampu menjual apa pun dan kapan pun", Suryadi Sasmita dengan senang hati berbagi mengenai perjalanan hidupnya yang dimulai sebagai sales kain di Pasar Pagi.

Suryadi mengemukakan bahwa generasi muda saat ini perlu menjadi pemimpin, dan regenerasi sangatlah diperlukan, karena ketika melihat daftar Top 100 Pengusaha Indonesia, sangat jarang ditemukan mereka yang masih muda menempati peringkat tersebut.

Menurut Suryadi, sukses itu sebenarnya bukan hanya satu, melainkan ada dua. Pertama adalah keberhasilan meraih target yang kita inginkan, sedangkan kesuksesan yang kedua--dan yang paling bermanfaat--adalah ketika kita bisa mengajarkan kesuksesan bagi orang lain, sehingga orang lain menjadi sukses seperti kita.

Untuk meraih kesuksesan, tentunya ada harga yang harus dibayar. Kita perlu fokus untuk meraih kesuksesan. Namun saya kaget, karena menurut Pak Suryadi, ternyata  fokus bukan berarti hanya berkonsentrasi pada satu hal!

Pak Suryadi mengatakan bahwa untuk sukses, ada tiga hal yang harus difokuskan. Fokus yang pertama adalah fokus terhadap materi. Selama Anda hidup di dunia, Anda memiliki tanggung jawab. Materi tentu menjadi sebuah hal yang perlu dicari dan diperjuangkan.

Namun, terfokus hanya pada materi saja bisa menjadi sebuah masalah ketika materi tersebut telah diraih. Sungguh sebuah kekeliruan bila setelah usia menjadi semakin tua, orang yang sukses materi, baru terfokus pada hal kedua, yaitu kesehatan.

Bagaimanapun, kesehatan perlu dipelihara, bukan diperbaiki atau diobati setelah telanjur sakit. Untuk itu semenjak muda, seharusnya kita juga berfokus pada kesehatan.

Fokus yang ketiga menurut Pak Suryadi adalah fokus pada spiritual, yakni dengan menjadi  pribadi yang menjaga hubungan dengan-Nya. Orang yang hanya rajin, tanpa memiliki kepandaian, akan cenderung bekerja keras saja, sedangkan orang pintar dan bekerja keras, bila tidak memiliki keberuntungan (hoki), tetap tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.
Lantas, siapa yang memberikan hoki? Ya, yang di Atas.

Yang menjadi masalah adalah, ketika hoki tersebut datang, diperlukan segala kesiapan untuk menerimanya. Banyak orang yang melewatkan kesempatan yang diberikan oleh yang di Atas karena mereka tidak siap menerimanya, baik secara fisik atau mental.

Dalam melakukan sebuah usaha dan pekerjaan, diperlukan sikap positif. Kecerdikan (kelihaian) akan bermakna positif bagi orang yang telah berpikir secara bersih. Tapi akan menjadi pemikiran licik bagi orang yang selalu berpikiran negatif.

Banyak orang muda, ketika menghadapi sebuah tantangan, justru cenderung takut dan tidak berani mengemukakan sesuatu, sehingga sering sekali peluang itu lepas begitu saja.

Beliau mengisahkan cerita masa mudanya, ketika ia memiliki keberanian untuk tidak menerima gaji, dan hanya dibayar melalui komisi penjualan ketika bekerja.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com