Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebaskan CPO dari Anti-Dumping , Kuatkah Posisi Tawar RI di WTO?

Kompas.com - 29/11/2014, 14:50 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia telah membayar 180 juta Euro akibat kebijakan Uni Eropa yang mengenakan tarif bea masuk anti dumping untuk produk crude palm oil (CPO) yaitu biodiesel asal Indonesia sejak 2012. Ironisnya, kebijakan itu tidak hanya menyasar para pengusaha sawit besar di Indonesia, tetapi juga harus ditanggung para petani sawit kecil.

Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadil Hasan, untuk mengakhiri kebijakan memberatkan itu, Indonesia harus menang di panel WTO. Syaratnya, Indonesia mesti memiliki posisi tawar politik yang kuat di WTO.

"Oh iya (penting sekali bargaining politik), kan kita harus adu argumentasi, hukum macam-macam," ujar Fadhil Hasan saat ditemui setelah acara IPOC 2014 di Bandung, Jumat (28/11/2014).

Dia menjelaskan, Indonesia memiliki hak membawa kasus ini ke WTO karena termasuk anggota WTO. Selain itu, kebijakan bea masuk anti dumping Eropa juga dinilai sebagai penghambat perdagangan CPO Indonesia ke Eropa.

Perjuangan di WTO mutlak dilakukan. Pasalnya sampai saat ini, pasar Eropa masih menjadi pasar yang besar bagi CPO Indonesia. Berdasarkan data 2013, Eropa masih menduduki posisi ke-dua pengimpor CPO Indonesia. Oleh karena pentingnya pasar Eropa bagi CPO Indonesia, dia mengatakan, tidak setuju dengan pendapat segelintir orang yang meminta Indonesia meninggalkan pasar Eropa.

Hal yang harus dilakukan adalah memperjuangkan CPO Indonesia melalui panel WTO. Berdasarkan data 2013, ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia dan produk turunannya mencapai 21,2 juta ton atau naik 16 persen dibanding 2012.

Ekspor CPO sebesar 21,2 juta ton itu terdiri dari ekspor CPO ke India mencapai 4,2 juta ton, Eropa 4 juta ton dan Cina 2,6 juta ton. Sementara itu, pasar nontradisional yang juga dirasa tumbuh tahun lalu adalah negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika sebesar 33 persen. Ekspor CPO ke Pakistan, misalnya, tahun lalu sudah mencapai 900.000 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com