Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik, Daya Beli Petani Turun

Kompas.com - 01/12/2014, 19:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Daya beli petani kembali tertekan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Nilai Tukar Petani (NTP) November 2014 sebesar 102,37 atau turun 0,49 persen dibanding bulan sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyebutkan NTP pada Oktober 2014 sebesar 102,87. “Apabila dirinci menurut subsektor, hampir semua mengalami penurunan, kecuali NTP tanaman pangan yang meningkat 0,39,” kata Suryamin dalam paparan Senin (1/12/2014).

Kendati meningkat, daya beli petani tanaman pangan masih belum menunjukkan kesejahteraan, karena masih di bawah 100 alias petani nombok. “Padahal kalau pada tataran pedagang besar, pedagang eceran itu kenaikan harganya sudah cukup tinggi,” lanjut Suryamin.

Dia memaparkan, NTP tanaman hortikultura terjadi penurunan 0,17 persen, NTP tanaman perkebunan rakyat juga menurun 0,86 persen, NTP peternakan turun 1,35 persen, dan NTP perikanan juga turun 1,49 persen. Adapun NTP perikanan laut turun 2,26 persen, sementara NTP petani pembudidaya turun 0,93 persen.

“Ini menunjukkan bahwa kesejahteraan terjadi penurunan dibandingkan Oktober 2014. Apalagi masuk musim penghujan petani ini akan terkena lagi dampak dari cuaca,” imbuh dia.

Dalam paparannya Suryamin juga menyampaikan perkembangan harga gabah November 2014 pada level petani. Terjadi kenaikan harga gabah kering panen (GKP) 3,9 persen dibanding bulan sebelumnya, sedangkan harga gabah kering giling (GKG) naik 3,21 persen. Di level penggilingan juga terjadi kenaikan GKP sebesar 3,73 persen, dan GKG sebesar 3,22 persen.

“Ini juga hati-hati juga bagi pengambil kebijakan, karena ini akan berdampak terhadap kenaikan harga beras. Nanti juga berdampak pada harga beras, maka pada berdampak inflasi bulan berikutnya,” terang Suryamin.

Sementara itu, harga beras pada level penggilingan bulan November 2014, terjadi kenaikan 1,88 persen untuk kualitas beras premium, 3,03 persen untuk kualitas medium, dan 3,5 persen untuk kulitas rendah naik 3,5 persen. Naiknya harga beras kualitas medium dan rendah harus diwaspadai pemerintah. Sebab kedua kualitas beras inilah yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

“Kalau kenaikan ini terjadi terus-menerus dengan kenaikan yang sama maka akan berdampak terhadap garis kemiskinan,” ucap dia.

Kenaikan harga beras juga tak lepas dari imbas kenaikan harga BBM bersubsidi jenis solar, yang menyebabkan kenaikan harga jasa penggilingan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com