Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Keuangan: Harga Minyak Dunia Melorot Ancam Penerimaan Negara

Kompas.com - 19/01/2015, 15:10 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Melorotnya harga minyak dunia menjadi ancaman penerimaan negara tahun fiskal 2015. Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro bahkan mengaku, perlu upaya lebih untuk membiayai seluruh program, di tengah melorotnya harga minyak dunia. Salah satunya, dari optimasi perpajakan.

“Asumsi minyak mentah sudah turun dari 105 dollar AS per barel menjadi kita usulkan 70 dollar AS per barel. Tapi nanti kalau nanti lebih rendah dari itu (70 dollar AS), penerimaan 2015 beresiko lebih rendah,” kata dia dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR-RI, Jakarta, Senin (19/1/2015).

Artinya, lanjut dia, pemerintah perlu extra effort untuk mengejar penerimaan perpajakan. Dalam APBN Perubahan 2015, pemerintah telah mengusulkan ada kenaikan target perpajakan sebesar Rp 104,6 triliun dibanding yang dipagukan dalam APBN 2015. Sementara itu, jika dibandingkan dengan realisasi APBN Perubahan 2014, maka usulan pemerintah sudah lebih tinggi Rp 151,6 triliun.

“Karena itu, kami sangat mengharapkan dukungan penuh. Karena penerimaan perpajakan inilah yang bisa menjamin penerimaan negara 2015 lebih baik. Karena belanja itu sudah mengikat, atau sudah menjadi komitmen, maka pajak ini yang harus dikejar,” lanjut Bambang.

Adapun sejumlah upaya yang akan dilakukan adalah memperbaiki birokrasi dan struktur Direktorak Jenderal Pajak, Kemenkeu. Selain itu, pemerintah akan meningkatkan penerapan e-tax invoice untuk mencegah terjadinya kebocoran dan klaim restitusi palsu.

Bambang menambahkan, pemerintah juga akan meminimalisasi terjadinya transfer pricing, serta mengintensifkan PPh, PPN, serta PPnBM.

Ditemui usai rapat, Bambang mengatakan, pemerintah belum berencana melakukan penghematan anggaran atau merevisi belanja. “Ya enggak (berencana menghemat), kita fokus dulu untuk extra effort pada penerimaan,” kata Bambang.

Bambang juga bilang, belum ada rencana pemerintah untuk mengurangi Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diusulkan Kementerian BUMN sebesar Rp 48,01 triliun. Pemerintah justru akan menambah pembiayaan dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 30 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com