Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Jadi Andalan Ekonomi Jokowi

Kompas.com - 20/01/2015, 08:36 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-Kalla) akhirnya menyerahkan rancangan anggaran kerjanya di tahun 2015 ke parlemen. Lewat Rancangan  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015, komitmen dan janji kerja mereka diuji.     

Melihat wajah RAPBN-P 2015, pemerintah Jokowi-KL  memangkas dalam-dalam subsidi energi hingga Rp 194,2 triliun dari APBN 2015 yang disusun Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. 

Berbekal dana subsidi itu pula,  pemerintahan Jokowi-Kalla yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa sebesar 5,8 persen. Pertumbuhan ekonomi itu akan digerakan oleh konsumsi rumahtangga, investasi pemerintah, serta investasi swasta. "Kita akan fokus pada tiga indikator tersebut untuk mendorong ekonomi Indonesia," tandas Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, kemarin (19/1/2014).

Target ini bisa tercapai asalkan pemerintah konsisten menjalankan program prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang menelan dana sebesar Rp 155,2 triliun. Antara lain: pembangunan infrastruktur sektor pangan, kelistrikan, kemaritiman, pariwisata hingga pengurangan kesenjangan alias subsidi untuk orang miskin. 

Ketua Komisi XI DPR Fadel Muhammad menilai, postur  anggaran 2015, banyak mengalokasikan dana untuk belanja infrastruktur. "Serapan anggaran harus dikawal agar bisa mendorong ekonomi sesuai target 5,8 persen,” ujar anggota DPR dari Fraksi Golkar ini.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai, pemerintah harus merealisasikan dana belanja triwulan II tahun ini demi mengejar target pertumbuhan. Prediksi Lana,  pertumbuhan ekonomi kita tahun ini hanya di kisaran 5,4 persen-5,6 persen. 

Sejumlah faktor bisa menjadi bandul pemberat ekonomi. Yakni faktor global, ekonomi lokal bisa menghambat target pertumbuhan ekonomi.

Pertama, tak seperti saat janji-janji kampanye, pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN-P 2015 sejatinya tak berubah dari asumsi pemerintah sebelumnya yakni 5,8 persen. 

Kedua, pemerintah tampaknya masih kesulitan menjinakkan inflasi. Ini terbukti proyeksi inflasi yang super tinggi di 5 persen, lebih tinggi dari asumsi sebelumnya di 4,4 persen.

Ketiga adalah asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang mencapai Rp 12.200 per dollar. Angka ini jauh dari proyeksi semula di Rp 11.900. 

Keempat, dengan harga minyak mentah Indonesia (ICP) turun dari sebelumnya 105 dollar AS per barel menjadi 70 dollar AS per barel, lifting minyak cuma turun tipis di 849.000 barel dari 900.000 barel per hari.

Tapi, Bambang berdalih, postur  RAPNB-P 2015 dibuat realistis. "Presiden minta tak terlalu optimistis," ujar dia. (Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati) 

Postur anggaran pemerintah Jokowi (dalam Rp triliun)

  APBN RAPBN-P Selisih
A. Pendapatan Negara 1.793,60 1.769,00 -24,6
I. Pendapatan Dalam Negeri 1.790,30 1.765,70 -24,7
1. Pendapatan Perpajakan 1.380,00 1.484,60 104,6
2. Pendapatan Negara Bukan Pajak 410,3 281,1 -129,3
II. Pendapatan Hibah 3,3 3,4 0,1
B. Belanja Negara 2.039,50 1.994,90 -44,6
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.392,40 1.330,80 -61,7
1. Belanja K/L 647,3 779,5 132,2
2. Belanja Non K/L 745,1 551,2 -193,9
Pembayaran Bunga Utang 152 155,4 3,4
Subsidi Energi 344,7 158,4 -186,3
1. Subsidi BBM, LPG, & BBN 276 81,8 -194,2
2. Subsidi Listrik 68,7 76,6 7,9
II. Transfer Daerah dan Dana Desa 647 664,1 17,1
1. Transfer ke Daerah  638 643,4 5,4
2. Dana Desa 9,1 20,8 11,7
C. Keseimbangan Primer -93,9 -70,5 23,4
D. Surplus Defisit Anggaran -245,9 -225,9  
% Defisit terhadap PDB -2,21 -1,9  
E. Pembiayaan (I+II) 245,9 225,9 -20
I. Pembiayaan Dalam Negeri 269,7 244,5 -25,2
Surat Berharga Negara (neto) 277 308,3 31,3
Dana Investasi Pemerintah -12,6 -64 -51,3
II. Pembiayaan Luar Negeri (neto) -23,8 -18,6 5,2
Sumber: Kemenkeu      
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com