Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADHI Mendirikan Bisnis Kereta Api

Kompas.com - 26/01/2015, 10:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Adhi Karya, Tbk memperluas bisnisnya dengan membentuk perusahaan patungan. ADHI bersama PT Angkasa Pura II, PT Len Industri dan PT Industri Kereta Api mendirikan anak usaha bernama PT Angkasa Pura Adhilenka. Perusahaan patungan tersebut bergerak di bidang transportasi dan pengangkutan darat.

Nah, kegiatan usahanya adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan usaha perkeretaapian khusus. Angkasa Pura Adhilenka juga akan merencanakan, mengoperasikan dan pengusahaan automated people mover system.

ADHI, Angkasa Pura II, Len Industri dan Industri Kereta Api menyiapkan modal dasar senilai Rp 1 triliun ke Angkasa Pura Adhilenka. Adapun modal disetor di tahap awal sebesar Rp 250 miliar. Di situ, Angkasa Pura akan memegang kepemilikan mayoritas, yakni sebesar 70 persen. Kemudian ADHI menguasai 21 persen. Lantas Len Industri dan Industri Kereta Api masing-masing mengempit 5 persen dan 4 persen.

"Operasional dimulai tahun ini. Dalam rangka pembangunan moda transportasi di Bandara Soekarno-Hatta, untuk mobilisasi orang antar terminal di bandara," ujar Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan ADHI, kepada Kontan, Minggu (25/1/2015).

Awal Januari lalu, bersama PT Terminal Teluk Lamong, ADHI juga baru saja mendirikan perusahaan patungan bernama PT Lamong Energi Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang pengelolaan pembangkit listrik berbahan gas dan utilitas kawasan. Di situ, porsi kepemilikan ADHI sebesar 49 persen.

Seperti diketahui, emiten konstruksi pelat merah ini akan mendapatkan suntikan dana dari pemerintah berupa penyertaan modal negara (PMN). Rencananya, ADHI akan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar Rp 2,74 triliun. Porsi pemerintah adalah Rp 1,4 triliun dan investor publik Rp 1,34 triliun.

Manajemen ADHI akan menggunakan dana hasil rights issue tersebut untuk menggarap proyek angkutan massal monorel. ADHI berencana membangun tiga jalur monorel sepanjang 39 kilometer (km) yakni Bekasi Timur-Cawang, Cibubur-Cawang serta Cawang-Kuningan. Total investasi proyek tersebut antara Rp 9 triliun sampai Rp 10 triliun.

Pada tahun ini, ADHI menargetkan perolehan kontrak baru melonjak 65,21 persen year on year (yoy) menjadi Rp 15,2 triliun. Sedangkan pada tahun lalu, kontrak baru yang ADHI bukukan adalah sebesar Rp 9,2 triliun. Realisasi kontrak 2014 tersebut tidak memenuhi target yang semula ditetapkan Rp 10,5 triliun.

ADHI menargetkan pencapaian laba bersih tahun ini senilai Rp 440,1 miliar. Sedangkan proyeksi pendapatan usaha perseroan ini mencapai Rp 13,2 triliun. Harga saham ADHI pada Jumat (23/1) lalu ditutup naik 1,23 persen menjadi Rp 3.690 per saham. (Annisa Aninditya Wibawa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com