Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perumnas: 20 Tahun Kami Survive Sendiri..

Kompas.com - 24/02/2015, 11:10 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief Sugoto mengaku sejauh ini pemerintah belum memberikan dukungan penuh terhadap penyediaan rumah murah. Selain urung disahkannya Rancangan Undang-undang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), indikasi lainnya yakni pemerintah belum membangun delivery system hunian yang baik.

“Bagaimana mengatur delivery system agar harga rumah terkendali dan suplainya cukup. Sekarang kita ini masih terkendala suplai, masalah lahan, mahalnya harga konstruksi, harga rumah cenderung makin tahun makin lahan. Mekanisme suplai ini belum diintervensi maksimal oleh pemerintah,” kata Himawan ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Himawan lebih lanjut berharap dukungan pemerintah bisa diberikan melalui kementerian teknis, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sama halnya public service obligation (PSO) yang diberikan Kementerian Perhubungan pada kereta jarak pendek (KRL).

“Kita harap melalui KemenPU-Pera, mereka bisa saja menugaskan ke kita untuk melakukan stabilisasi harga. Seperti KRL dimana kementerian teknis menugaskan KAI menjual di bawah harga keekonomian (subsidi). Nah kita belum. Kita masih sama dengan developer swasta,” kata dia.

Adapun delivery system yang bisa dilakukan pemerintah adalah dukungan lahan, infrastruktur, atau bisa juga bunga murah untuk modal konstruksi, termasuk untuk subsidi harga jual. Dengan adanya delivery system ini harga hunian bisa lebih murah.

Menurut Himawan, sistem ini jauh lebih penting dari sekadar dukungan pendanaan. “Jadi tidak sekadar bilang Perumnas kembali ke khitah, tapi tidak ada instrumen yang masuk ke Perumnas. Perumnas sudah 40 tahun, dan 20 tahun terakhir kami sudah tidak pernah lagi (di-support). Kami survive sendiri, hidup sendiri,” ucap Himawan.

Himawan menilai, UU Tapera perlu juga disahkan di samping komitmen besar dari pemerintah untuk mendukung ketersediaan perumahan rakyat. (baca: Dua Tahun Dibahas, RUU Tabungan Perumahan Rakyat Urung Disahkan )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com