Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Jadi Produsen Terbesar, Harga CPO Indonesia Susah Jadi Acuan Global

Kompas.com - 26/02/2015, 06:01 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Indonesia sebagai negara terbesar penghasil kelapa sawit dan produk turunannya tak mampu menjadi acuan harga CPO global. Sebaliknya, harga komoditas tersebut mengacu pada Malaysia dan Rotterdam.

Juru Bicara Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Taufan Mahdi mengungkapkan harga CPO Indonesia tetap tak akan jadi benchmark pasar global sepanjang proses pengiriman atas komoditas itu tidak efisien.

"Misalnya kita lihat di pelabuhan Dumai Riau, proses pengapalan CPO bisa memakan waktu yang cukup lama. Berbeda dengan yang di Malaysia yang prosesnya jauh lebih efisien. Lamanya proses pengapalan membuat pembeli khawatir harga kontrak CPO berubah. Akibatnya, harga CPO Indonesia susah menjadi acuan harga internasional," ujarnya Rabu malam (25/2/2015).

Dalam kesempatan itu, dia mengakui bahwa saat ini harga CPO sedang terpuruk. Melemahnya permintaan dari India dan China membuat harga komoditas ini di bawah 700 dollar AS per metrik ton. Dia pun pesimistis target ekspor yang dipatok pemerintah sebesar 36 miliar dollar AS pada 2019 bakal tercapai.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan menilai target 2019 pemerintah untuk nilai ekspor CPO, terlalu berat.

Berdasarkan rapat dengan Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu, nilai ekspor CPO di tahun 2019 ditargetkan sebesar 36 miliar dollar AS, atau naik 16 miliar dollar AS jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 19,3 miliar dollar AS.

Menurutnya, faktor harga komoditas pertanian dan perekonomian dunia yang sedang menurun juga perlu dipertimbangkan pemerintah dalam menerapkan target.

"Tren harga komoditas pertanian di dunia itu sedang menurun, kedua perekonomian dunia yang belum pulih. Soalnya sudah ada koreksi, bahwa pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini akan turun menjadi 35 persen sebelumnya 38 persen," kata Fadhil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com