Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Saatnya Pemerintah Impor Bawang Merah

Kompas.com - 30/03/2015, 20:04 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Terkait naiknya harga bawang merah di seluruh pasar Indonesia, Sekretaris Jenderal Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN), Ramdansyah menyarankan pemerintah untuk tidak segera melakukan impor. Menurut dia, saat ini petani bawang merah perlu mendapat untung dari kenaikan tersebut. Tujuannya, untuk menutup kerugian akibat gagal panen. "Seperti kita tahu selama satu bulan ini kan hujan mulai muncul padahal ini musim panen. Ketika hujan masih ada, menyebabkan gagal panen. Beberapa sentra produksi bawang di daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat itu gagal panen. Bisa sampai 50-60 persen," kata Ramdansyah ketika dihubungi Kompas.com, Senin (30/3/2015).

Hari ini, berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga rata-rata bawang merah nasional mencapai Rp 30.033/kg atau naik sekitar 42-43 persen dari bulan lalu. Pada, bulan lalu harganya masih Rp 21.106/kg.

Ramdansyah memperkirakan harga bawang merah yang berada di kisaran Rp 30.033 tersebut akan bertahan hingga 1-2 bulan ke depan sebelum harga berangsur normal kembali. Menurut dia, kondisi tersebut menunggu panen raya padi selesai dan musim hujan berakhir. "Juga karena beberapa petani sibuk panen padi. Untuk itu pemerintah jangan gegabah untuk segera impor karena menurut saya ini harga yang pantas untuk petani dapat. Ketika panen tidak optimal maka dia tutup dengan menaikkan harga," jelas Ramdansyah.

Namun Ramdansyah tidak menutup kemungkinan pemerintah untuk melakukan impor. Dia mengatakan jika terjadi hal-hal yang tidak bisa diprediksi seperti bencana alam, pemerintah harus segera mengantisipasi melonjaknya kebutuhan nasional dengan membuka keran impor bawang merah. "Kalau ada potensi kebutuhan nasional tinggi karena cuaca atau bencana yang tidak diprediksi, hingga bisa mengerek harga bawang merah ke Rp 70-90.000 menjelang puasa, maka pemerintah harus impor. Tapi sebelum itu harus hitung kebutuhan nasional berapa," kata Ramdansyah.

Sebagai informasi Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 118/2013  tentang penetapan harga referensi produk hortikultura, pemerintah diperbolehkan mengimpor bawang merah jika harga di tingkat konsumen lebih dari Rp 25.500/kg. Terkait peraturan tersebut Ramdansyah mengatakan, pemerintah memunyai dua opsi dalam menghadapi kenaikkan harga bawang merah. Pertama adalah melakukan impor, kedua mengubah harga batas tersebut. "Ketika harga preference itu gak cocok, bisa saja dinaikkan ke Rp 30.000 misalnya. Kalau menurut saya di Rp 30.000 untuk saat ini tidak masalah selama satu bulan ke depan. Kalau pakai ambang batas itu dua kali lipat jadi Rp 50.000, jika bertahan sampai dua bulan tetap segitu baru impor atau naikkan harga preference lagi. Sekarang kasihan petani karena masih rugi karena banjir kemarin," jelas Ramdansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com