Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Televisi Milik Hary Tanoe Kuasai Pasar Iklan TV Indonesia

Kompas.com - 07/04/2015, 16:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com 
— Stasiun televisi Grup MNC masih menguasai pasar iklan televisi di Indonesia. Konglomerasi yang dimiliki Hary Tanoesudibjo ini mempunyai stasiun televisi RCTI, MNC TV, dan Global TV.

Pada kuartal I-2015 ini, dengan total belanja iklan hingga Rp 17 triliun, RCTI meraup total pendapatan kotor Rp 2,03 triliun. Di peringkat kedua, SCTV dengan pendapatan Rp 1,99 triliun, kemudian MNC TV Rp 1,59 triliun.

Demikian hasil riset AdsTensity yang dilakukan oleh PT Sigi Kaca Pariwara selama kuartal I terhadap iklan TV komersial (TVC) yang memakai frekuensi publik (terestrial).

Direktur Sigi Kaca Pariwara Sapto Anggoro menyebutkan, dari sisi sebaran, tidak ada yang secara dominan menguasai pasar. Dari 13 stasiun televisi terestrial telah menghasilkan pendapatan kotor mencapai Rp 13,5 triliun.

"RCTI mendapat kue iklan sebesar 14,85 persen, tak beda jauh dengan SCTV sebesar 14,71 persen, sedangkan ketiga MNC TV mendapat porsi 11,69 persen. ANTV nomor empat dengan 11,09 persen, dan di nomor lima Indosiar 10,21 persen," sebutnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Adapun untuk brand yang melakukan belanja (spending) terbesar, tercatat Sampoerna Mild dengan spending sekitar Rp 223,8 miliar, diikuti Pond’s Acne Clear Rp 192,8 miliar, Frisian Flag Rp 187,6 miliar, Mie Sedaap Rp 157,8 miliar, dan Dettol Rp 121,7 miliar.

"Sampoerna dalam menempati posisi paling besar spending-nya dengan menggelontorkan dana di dua bulan terakhir (Februari–Maret) sebab bulan Januari hanya Rp 29 miliar atau sekitar 12 persen. Yang konsisten masuk 10 besar selama kuartal pertama ini brand Mie Sedaap dan Frisian Flag," tambahnya.

Sementara secara industri, personal care seperti perawatan tubuh dan rambut menduduki posisi teratas dengan belanja total mencapai Rp 2,6 triliun, kemudian household (FMCG jenis tisu, obat nyamuk, penyegar dll) Rp 1,01 triliun, dan industri otomotif Rp 441,5 miliar.

Sapto menyebutkan, belanja iklan televisi berupa TVC di 13 stasiun televisi terestrial utama senilai Rp 13,5 triliun tersebut tidak termasuk stasiun televisi daerah dan digital. Ke-13 stasiun televisi utama tersebut selama ini merupakan penguasa sekitar 70 persen-80 persen pasar iklan televisi nasional. Secara total, belanja iklan TV pada kuartal I mencapai Rp 17 triliun. "Nilai tersebut relatif sama dengan belanja iklan seluruh TV pada kuartal pertama tahun 2014 lalu," ucapnya.

Adstensity melakukan perekaman semua iklan televisi di 13 stasiun utama (mainstream), yaitu RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV, TransTV, Trans7, Global TV, MetroTV, TVOne, ANTV, KompasTV, TV Net, dan TVRI. Dari seluruh iklan tersebut dicatat volumenya dan harganya sesuai dengan yang dipublikasikan (publish rate) sehingga nilai yang ada adalah bruto karena tidak diketahui diskon yang hanya terlibat antara brand dan pemilik stasiun televisi. Kecuali itu juga tidak termasuk iklan televisi dalam bentuk running text, super imposse, atau blocking time (slot).

Menurut Sapto, AdsTensity merupakan aplikasi untuk membaca pergerakan iklan secara kuantitatif di semua stasiun televisi, baik di terestrial, digital, maupun streaming. Dalam pengembangan fase pertama masih dikenakan untuk free to air television station utama di Indonesia. Sementara beberapa customer sudah melakukannya untuk stasiun televisi utama juga.

“Dengan demikian, para pemilik brand dalam berbelanja akan bisa mengukur ROI secara lebih bagus, dengan membandingkan nilai investasi dengan rating yang dihasilkan selama ini,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com