Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Maret Lalu, Target PTPP Terlampaui

Kompas.com - 07/04/2015, 19:43 WIB


KOMPAS.com - Sampai dengan akhir Maret lalu, target PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk terlampaui lantaran kontrak baru sebesar Rp 6,7 triliun. Menurut catatan yang disampaikan emiten berkode PTPP itu pada Selasa (7/4/2015), jumlah kontrak baru itu melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp 3,2 triliun.

Lantaran kontrak itulah, total order book PTPP sampai dengan akhir Maret mencapai Rp 35,7 miliar. Dari jumlah itu, ada angka kontrak tahun lalu yang tengah digarap (carry over) sebesar Rp 29 triliun.

Menurut Direktur Utama PTPP Bambang Triwibowo, kontrak baru perusahaan sepanjang kuartal I-2015 mencapai 25 persen dari total target yang ditetapkan sepanjang 2015 yakni sebesar Rp. 27 triliun. "Target kontrak baru tersebut naik 30 persen dari realisasi perolehan sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 20,24 triliun,” katanya.

Beberapa proyek baru yang telah diperoleh Perseroan antara lain Reklamasi Mandala City di Makassar sebesar Rp. 2,5 triliun, One Otium Residence Antasari di Jakarta Rp. 472 miliar, Manhattan Greenland sebesar Rp. 351 miliar, Apartemen Gunawangsa di Surabaya sebesar Rp. 327 miliar, CBD di Karawaci Rp. 312 miliar, Casa Condotel di Bintan Rp. 242 miliar, Apron Bandara Ahmad Yani di Semarang Rp. 141 miliar, Gedung Jasa Marga di Jakarta  Rp. 112 miliar, dan Rumah Budaya Indonesia di Dilli, Timor Leste Rp. 77 miliar. Di samping itu, perolehan kontrak baru tersebut juga mendapatkan kontribusi dari penjualan anak usaha Perseroan sampai dengan Maret, yaitu PT PP Properti sebesar Rp. 493 miliar, PT PP Pracetak Rp. 258 miliar, dan PT PP Peralatan Rp. 51 miliar.

Guna mendukung peningkatan laba pada 2015, Perseroan telah melakukan berbagai aksi korporasi, antara lain penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II sebesar Rp. 300 miliar yang telah dilaksanakan pada awal Februari 2015.  Perseroan melalui anak usahanya, PT PP Pracetak saat ini sedang dalam proses pendirian pabrik pracetak baru di Lampung dengan kapasitas produksi sebesar 200 ribu ton per tahun.  Di bisnis peralatan konstruksi, PT PP Peralatan saat ini sedang dalam persiapan untuk mengembangkan bisnis bored pile.

Sedangkan, PT PP Properti meneruskan pembangunan proyek Grand Kamala Lagoon tower kedua di Kalimalang setelah tower pertama sejumlah 1.688 unit ludes terjual dalam waktu 7 bulan. Begitu pun, pelaksana proyek Grand Sungkono Lagoon di Surabaya saat ini juga meneruskan pembangunan tower kedua setelah tower pertama sejumlah 508 unit habis terjual dalam waktu tujuh bulan.

Selain itu, PP Properti juga meluncurkan produk baru, yaitu  apartemen Ayoma di Serpong, apartemen Payon Amartha di Semarang, dan The North East Square di Surabaya. PP Properti juga bersinergi dengan perusahaan lain untuk mengembangkan lahan, salah satunya dengan  BPJS di lahan seluas 0,5 hektare di Jakarta.

Sementara itu, sebagai pembanding, raihan kontrak baru emiten konstruksi lainnya seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada periode yang sama Rp. 4,3 triliun. Sedangkan, perolehan kontrak PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) sebesar sekitar Rp. 2 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com